SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekstrakurikuler. (freepik)

Solopos.com, SOLO—SMAN Kerjo Karanganyar memiliki 864 siswa yang terdiri atas kelas X, XII, dan XI. Mereka semua terbagi dalam kelas IPA dan IPS.
Dari sekian banyak siswa tersebut, tentu mereka memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Ada yang punya kemampuan lebih di bidang akademik, ketrampilan, seni, olahraga, atau keagamaan. Berbeda-beda antara satu sama lain.

Sebagai lembaga formal yang bertugas membangun karakter siswa menjadi pribadi yang tangguh dan memiliki kecerdasan serta kemampuan yang baik di bidang jasmaniah, mental, maupun spiritual, SMAN Kerjo menfasilitasi siswa para untuk mengembangkan kemampuan mereka melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan siswa sesuai minat atau bakat mereka. Kegiatan ini dilaksanakan di luar jam pelajaran.

Tujuannya siswa mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan, wawasan, serta membentuk berkarakter sesuai bakat dan minat yang mereka miliki.

Dalam ekstrakurikuler, siswa akan belajar bersosialisasi, saling menghargai perbedaan, dan belajar nilai-nilai karakter yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Ada beberapa jenis ekstrakurikuler yang ditawarkan di SMAN Kerjo, di antaranya pramuka, seni, olahraga, jurnalistik, teater, KIR, PMR, dan rohis.

Perekrutan anggota biasanya dilakukan pada awal tahun pelajaran semester I melalui open recruitment. Setiap ekstrakurikuler akan memamerkan dan mempromosikan kelebihan mereka masing-masing pada siswa baru.

Melalui kegitan ini diharapkan setiap siswa akan memiliki gambaran dan selanjutnya memilih ekstrakurikuler yang paling mereka minati. Pada saat pandemi seperti sekarang, kegiatan open recruitment dilakukan secara daring.

Menurut Reny Fajarina yang merupakan pengajar mapel PKn SMAN Kerjo, ekstrakurikuler merupakan wadah dan wahana untuk mengumpulkan siswa dari berbagai minat dan bakat. Mereka juga belajar mengenai toleransi. menyatukan segala perbedaan (misalnya beda minat, watak, beda keyakian, dan sosial ekonomi). Perbedaan itu menjadi satu kekuatan utuh dalam mengembangkan kreativitas di wadah ekstrakurikuler.

Senada dengan itu, Nurul Hasanah yang merupakan pengajar mapel Sejarah di SMAN Kerjo mengatakan ekstrakurikuler memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan toleransi. Selain dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan, ekstrakurikuler juga membuat siswa dapat bersosialisasi dengan siswa yang lain, membudayakan saling bantu-membantu, dan bekerja sama dengan baik.

Ekstrakurikuler di SMAN Kerjo memperlihatkan hasil yang membanggakan. Hal ini dibuktikan dengan berbagai bidang kejuaraan yang telah ditorehkan sekolah ini.

Jadi, meskipun berbeda minat dan kemampuan, mereka kompak dan bersatu dalam mencapai prestasi. Prestasi yang mereka raih memberikan nama baik dan kebahagiaan untuk semua warga sekolah. Tidak ada pengotak-kotakan ekstrakurikuler.

Yang tak kalah menarik, saat HUT RI di Kecamatan Kerjo sebelum masa pandemi, sekolah ini pernah mengikuti karnaval. Kegiatan itu diikuti semua kantor, sekolah, dan desa.

SMAN Kerjo berperan aktif mengambil bagian. Seluruh ektrakurikuler tampil dengan kekhasan mereka berbaris dalam kelompok. Meskipun berbeda minat, namun semua bersinergi dan bertekat menampilkan karya yang terbaik dan saling membantu dalam mencari ide serta kreatifitas terbaik untuk karnaval.

Tidak ada yang merasa ekstrakurikulernya lebih baik dibandingkan yang lain. Yang ada hanyalah kebersamaan untuk menampilkan yang terbaik dan memberikan prestasi untuk sekolah. Kegiatan karnaval ini sangat dirindukan.

Herliana Nurmawadhani, siswa Kelas XI IPS 3, contohnya. Dia mengatakan karnaval saat itu seru. Kegiatan tersebut memang mengorbankan tenaga dan pikiran, namun semua akan terbayar dengan keseruan saat karnaval berlangsung.

Melalui karnaval, siswa dapat belajar arti kebersamaan, keberagaman, dan toleransi. Penyebanya, di situ ditampilkan berbagai macam kesenian, ketrampilan, dan segala sesuatu yang dapat membuktikan kecintaan pada Tanah Air.

Toleransi terlihat dan dibuktikan dengan bentuk saling menghargai antarsesama. Walaupun semua peserta berbeda-beda dan memiliki ciri khas, namun karnaval berlangsung dengan damai.

Hal yang sama terjadi dalam ekstrakurikuler. Mereka adalah kelompok-kelompok dengan beragam ciri khas dan perbedaan. Perbedaan sifat, minat, pendapat, kebiasaan, selalu ada. Namun, intinya mereka akan menyatukan visi untuk mengasah kemampuan bersama kelompoknya dengan saling menghargai segala perbedaan.

Di sinilah makna toleransi diterapkan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dan dari sinilah kita mendapat gambaran bahwa perbedaan justru memperkaya wawasan. Perbedaan bukan penghalang untuk berbagi kebahagiaan dan mencapat tujuan bersama.

Penulis adalah guru di SMAN Kerjo.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya