SOLOPOS.COM - Ilustrasi mebel (Foto: Dokumentasi)

Ilustrasi mebel (Foto: Dokumentasi)

SOLO—Ekspor mebel Soloraya kini mulai mengarah ke pangsa pasar baru yaitu Australia. Meskipun ekspor ke pasar tradisional seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS) mulai membaik, tapi dari data ekspor yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, Australia mulai mendominasi tujuan ekspor khususnya produk mebel.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari empat jenis mebel, seperti mebel dari enceng gondok, mebel kayu, mebel rotan dan mebel dari pelepah pisang, rata-rata mulai mengarah ke pasar Australia.

Ekspor mebel rotan dari luar Solo paling banyak ke Australia hingga mencapai volume 26.793,00 kilogram dengan nilai US$47.987,29. Sementara, yang dari Solo mencapai 10.337,95 kilogram dengan nilai US$21.209,58. Kemudian, untuk ekspor mebel kayu dari luar Solo juga dominasi ke Australia dengan volume 171.003,25 kilogram dan nilainya mencapai US$415.132,70. Ekspor mebel kayu asal Solo masih menempati urutan kedua setelah pasar Prancis. Jika ekspor ke Prancis mencapai volume 36.227,50 kilogram dengan nilai US$70.312,90, maka ekspor ke Australia masih berkisar pada volume 21.494,60 kilogram dengan nilai US$28.415,20.

Ekspor mebel dari pelepah pisang juga merambah pasar Australia. Volumenya mencapai 6.535,62 kilogram dengan nilai US$18.041,00.

Kasi Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Kota Solo, Endang K Maharani, mengatakan kenaikan nilai ekspor produk mebel itu menunjukan adanya pertumbuhan yang cukup bagus di kawasan Negara Amerika Latin, Timur Tengah, Asia termasuk Australia. “Eksportir mulai mengarahkan ke pasar nontradisional.”

Untuk pasar tradisional sendiri, menjelang akhir tahun ini mulai juga mengalami peningkatan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Tangan Indonesia (Asmindo) Soloraya, David R Wijaya, menilai adanya pergeseran kekuatan perekonomian global ke kawasan Asia dan sebagian benua Amerika, telah mendorong pertumbuhan ekspor nasional termasuk dari Surakarta. Menurut dia, Australia menjadi Negara baru tujuan ekspor yang cukup potensial.

“Peluang kita bersaing dengan China semakin terbuka. Mengingat pembiayaan produksi barang-barang furnitur kini meningkat pesat, sehingga harga jual produk mereka di pasaran naik signifikan”, imbuhnya.

Endang menambahkan, secara keseluruhan kinerja ekspor menjelang akhir tahun ini cukup membaik. Nilai ekspor Oktober 2012 naik dari US$1.651.300,82 menjadi US$2.736.530,64. Volume juga meningkat dari 312.086,85 kilogram menjadi 474.215,35 kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya