SOLOPOS.COM - Ilustrasi kerja sama Indonesia dan Chili (Bisnis.com)

Ekspor Jatim ke Chili terus menyusut, pemerintah dan pengusaha pun bersepakat memulihkannya.

Madiunpos.com, SURABAYA — Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama pengusaha setempat, berkomitmen untuk menggenjot ekspor ke Chili, 2015 ini. Selama ini, ekspor Jatim ke Chili terus defisit, bahkan pada 2014 lalu mencapai US$46,39 juta.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Rencananya, ekspor yang akan dirintis adalah produk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Saat ini, Jatim memiliki 11 juta UMKM. Sedangkan, ekspor komoditas yang sebelumnya berkurang juga akan terus dikejar melalui berbagai promosi.

Wakil Ketua Umum Bidang Fiskal dan Moneter, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Tommy Kaihatu, mengatakan meski Indonesia sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Chili selama 50 tahun, tetapi ekspor Jatim ke Chili terus berkurang. Kondisi itu dipicu situasi politik dan ekonomi di negara tersebut yang tidak stabil.

“Makanya, Gubernur Jatim [Soekarwo] meminta agar pemerintah dan pengusaha mencari alternatif lain seperti menjalin kerja sama tradisional partner yang selama ini dilakukan dengan Jepang, khususnya produk UKM,” katanya di sela-sela Temu Pengusaha Jatim dan Chili di Surabaya, Rabu (27/5/205).

Sama-Sama Berkembang
Dia menjelaskan, selama ini, Indonesia bukan prioritas bagi Chili, Amerika Selatan, dan Karibia karena sama-sama negara berkembang yang tengah mencari pasar. Selain itu, jarak antara Indonesia-Chili terlalu jauh sehingga terkendala transportasi ekspor secara langsung atau harus transit terlebih dahulu di Singapura.

“Ekspor ke Chili dianggap tidak menguntungkan bagi pengusaha di sini, selain itu mereka menganggap potensi pasar dalam negeri masih sangat besar dan banyak hambatan ekspor menuju Chili. Namun anehnya kok China bisa menjalin hubungan baik dengan Chili?,” katanya.

Adapun neraca perdagangan Jatim-Chili sejak 5 tahun terakhir mencatatkan defisit. Pada 2010, ekspor Jatim mencapai US$11,71 juta dan impor US$32,31 juta atau mengalami defisit US$20,60 juta, pada 2011 ekspor US$10,49 juta dan impor US$35,84 juta atau defisit US$25,35 juta, pada 2012 ekpornya tercatat US$12,47 juta dan impor US$37,09 juta atau defisit US$24,62 juta.

Sementara itu, pada 2013, ekspor mencapai US$13,93 juta dan impor US$37,76 juta atau defisit US$23,83 juta, sedangkan pada 2014 tercatat ekspor mencapai US$20,34 juta dan impor semakin melonjak hingga US$66,73 juta atau defisit US$46,39 juta.

“Kebanyakan yang diekspor ke sana adalah komoditi pertanian dan kimia dasar serta tekstil dan produk UKM belum banyak,” imbuh Tommy.

Door to Door
Asisten Bidang Ekonomi Pemprov Jatim Hadi Prasetyo mengatakan, untuk mengejar defisit tersebut, pemerintah pusat sudah memerintahkan para duta besar Indonesia di negara-negara lain untuk berperan aktif mempromosikan produk-produk Indonesia secara door to door.

“Termasuk Pemprov Jatim sendiri membuat kebijakan dan membangun lembaga fungsional dengan performance swasta yang bisa mengakomodasi kebutuhan pengusaha yang akan melakukan ekspor ke negara-negara luar,” ujarnya.

Duta Besar Chili untuk Indonesia, Eduardo Ruiz Asmusson, menambahkan, bagi Chili, kualitas produk Indonesia sebenarnya sudah cukup bagus, hanya saja dengan kualitas yang sama, harga produk Indonesia kalah dengan China yang lebih murah. “Kami berharap produk-produk UMKM Indonesia ke depan bisa semakin diterima dengan baik sesuai harapan Chili,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya