SOLOPOS.COM - Seorang pedagang menunjukkan batu akik miliknya di pasar akik di Jl. Batanghari, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (13/2/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Fikri Yusuf)

Ekspor Jatim dikuatkan batu akik yang menopang ekspor nonmigas.

Madiunpos.com, SURABAYA — Jawa Timur membukukan penguatan nilai ekspor sejumlah 6,34% dibandingkan bulan sebelumnya, didorong oleh kenaikan angka penjualan perhiasan atau batu permata ke luar negeri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim melaporkan ekspor provinsi tersebut pada bulan keempat tahun ini menyentuh US$1,59 miliar, naik dari pencapaian senilai US$1,49 miliar pada bulan sebelumnya.

“Komodiitas yang paling banyak diekspor pada periode ini adalah perhiasan dan permata, senilai US$339,86 juta, serta lemak dan minyak hewan/nabati senilai US$123 juta,” kata Kabid Statistik Distribusi BPS Jatim Satriyo Wibowo, akhir pekan lalu.

Ekspor Nonmigas Menguat
Total ekspor nonmigas Jatim pada April 2015 mencapai US$1,54 miliar, menguat 5,33% dari Maret. Adapun, negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim pada bulan yang sama adalah Jepang dengan total penjualan US$215,04 juta didominasi oleh produk permata.

Ekspor ke Amerika Serikat, sementara itu, menyentuh US$177,93 juta, didominasi ikan dan udang beku. Sementara itu, ekspor ke Taiwan mencapai US$163,01 juta, juga didominasi oleh perhiasan dan permata.

Jatim tercatat sebagai provinsi dengan kontribusi tertinggi atau sekitar 50% terhadap total ekspor perhiasan dan permata Indonesia. Setelah Jatim, Jawa Barat menduduki posisi kedua dengan andil ekspor perhiasan dan permata terbesar.

Pergeseran Preferensi
Menurut Sekjen Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (Apepi) Iskandar Husin, telah terjadi pergeseran preferensi konsumen ke perhiasan dengan aksen batu seiring dengan makin banyaknya kelas menengah di Jatim dengan pendapatan per kapita US$3.100.

Pada 2013, total ekspor perhiasan dan permata dari Jatim menembus US$1,45 miliar, meroket 104% dari pembukuan senilai US$701 juta pada tahun sebelumnya. Adapun, komoditas yang paling diminati pasar asing adalah batu-batuan dari Pacitan dan safir Papua.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPE) Jatim Isdarmawan Asrikan  menjelaskan tren penguatan ekspor perhiasan dan permata dari provinsi tersebut sudah tampak sejak beberapa bulan terakhir.

Bahkan, pangsa pasar batu permata Jatim semakin meluas selain dari mitra dagang tradisional. Salah satunya adalah Taiwan, yang sudah menjadi pelanggan tetap produk permata dan perhiasan asal provinsi beribu kota Surabaya itu.

Kerja Sama Pemerintah
Menurutnya, salah satu alasan masifnya ekspor permata ke Taiwan adalah kerja sama pemerintah setempat dengan Pemerintah RI untuk menjadikan Taiwan sebagai simpul budaya dan produk ekonomi kreatif Indonesia. “Selain itu, ekspor permata dan perhiasan Jatim juga banyak yang dikirim ke Eropa melalui Swiss sebagai pintu masuk produk Jatim ke negara-negara Uni Eropa lainnya,” jelasnya. Pasar Eropa, menurutnya, menilai produk perhiasan Jatim tidak kalah unggul dari segi desain.

Isdarmawan memperkirakan permata masih akan menjadi penopang ekspor nonmigas Jatim beberapa periode ke depan. “Saya yakin bisa berlanjut tren penguatan ini asal kita ikuti kebutuhan pasar dan agresif melakukan promosi dengan dukungan pemerintah.”

Dari sisi migas, nilai ekspor Jatim pada April menyentuh US$50,77 juta, naik drastis 50,49% dari Maret. Bagaimanapun, secara kumulatif ekspor migas Jatim pada 2015 hanya mencapai US$143,49 juta atau merosot 57,99% dari nilai ekspor migas Januari-April 2014.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya