SOLOPOS.COM - Ilustrasi ekspor impor. (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Ekspor Jateng dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) turun nilainya hingga 5,7%.

Semarangpos.com, SEMARANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mengungkaokan nilai ekspor provinsi ini selama periode Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 5,7% dibandingkan ekspor pada Januari 2018. “Penurunan ekspor ini merupakan tren tahunan. Kecenderungan pada awal tahun angka ekspor selalu fluktuatif dengan ketersediaan bahan baku,” kata Kepala Bidang Statistik BPS Jateng Sri Herawati di Kota Semarang, Kamis (15/3/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menyebutkan nilai ekspor Jateng pada Februari 2018 mencapai US$509,11 juta, sementara ekspor pada Januari 2018 mencapai US$539,86 juta atau mengalami penurunan sebesar 5,7%. Menurut dia, pangsa pasar utama ekspor Jateng masih pada tiga negara besar, yakni Amerika Serikat dengan nilai US$285,41 juta, Jepang dengan nilai US$150,31 juta, dan Tiongkok dengan nilai US$86,55 juta.

Diakuinya, peranan ketiga negara itu, yakni AS, Jepang, dan Tiongkok memang sangat besar, seperti pada peridoe Januari-Februari 2018 yang kontribusinya mencapai 49,79% dibanding negara-negara lain tujuan ekspor. “Dengan penurunan ekspor Jateng pada Februari 2018 yang mencapai 5,7% menyebabkan turunnya pendapatan sejumlah industri unggulan di Jateng, seperti kayu dan bahan dari kayu, kemudian tekstil,” katanya.

Sri menjelaskan hampir separuh dari barang ekspor dari Jateng ditampung tiga negara itu sehingga adanya penurunan permintaan ekspor dari ketiga negara itu berimbas turunnya nilai ekspor Jateng Februari lalu. Untuk ekspor Jateng ke negara-negara di kawasan ASEAN selama Januari-Februari 2018, kata dia, mencapai US$93,18 juta atau berkontribusi sebesar 8,88% terhadap total ekspor Jateng.

“Ekspor ke kawasan Uni Eropa tercatat sebesar US$132,93 juta [12,67%], sementara untuk sembilan negara utama tujuan ekspor lainnya tercatat sebesar US$657,29 juta atau 62,66%,” katanya.

Sejauh ini, kata dia, tekstil dan barang tekstil, kayu, dan berbagai macam barang hasil pabrik masih menjadi tiga kelompok komoditas utama dari Jateng yang mempunyai nilai ekspor tinggi, yakni 62,66%. Perinciannya, ia menyebutkan tekstil dan barnag tekstil memiliki peran 43,75%, kemudian kayu dan barang dari kayu berkontribusi 15,61%, disusul barang hasil pabrik sebsar 11,86%.

“Ketiga komoditas utama ekspor ini selama Februari 2018 masing-masing menyumbang US$215,77 juta [untuk tekstil], kayu senilai US$79,36 juta, disusul barang hasil pabrik senilai US$59,35 juta,” katanya.

Ia mengingatkan industri pengolahan masih menjadi penopang ekspor Jateng, seperti industri kayu dan barang dari kayu, dan barang hasil pabrik masih menjadi tiga kelompok komoditas utama dengan nilai ekspor tertinggi. Terkait sektor minyak dan gas bumi (migas), kata Sri, pada Februari 2018 telah dilakukan ekspor komoditas migas sebesar US$16,47 juta atau turun 1,47% dibandingkan periode Januari 2018.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya