SOLOPOS.COM - Proses pengemasan salak pondoh yang akan diekspor di gedung sortasi dan pengepakan salak organik, Dusun Trumpon, Merdikorejo, Tempel, Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Ekspor DIY untuk salak pondoh menyasar pasar Singapura.

Harianjogja.com, JOGJA- PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PT PPI) berencana mengekspor salak pondoh asal Sleman, DIY tahun ini. Tak tanggung, sebanyak 10 kontainer komoditas tersebut akan dikirim ke Singapura.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harus tahun ini. Salak pondoh harus go internasional biar petaninya ?sejahtera,” ujar Presiden Direktur PPI yang baru saja dilantik, Dayu Padmara Renggani saat mengunjungi sentra tanaman salak pondoh di Trumpon Merdikorejo Tempel Sleman, Jumat (14/8/2015).

Menurutnya, komoditas salak pondoh yang digarap petani Sleman tersebut sudah layak memenuhi syarat untuk diekspor ke negara-negara di dunia. Pasalnya, salak tersebut dibudidayakan para petani tanpa menggunakan pupuk organik dan menjauhi penggunaan pupuk kimia. Selain itu, katanya, managemen pengelolaan pertanian salak di wilayah tersebut sudah mendukung produk yang siap ekspor. “Kalau bisa tahun ini bisa ekspor 10 kontainer. Ke Singapura ?dulu,” tukasnya.

Salah satu hal yang membuat ia terkejut adalah kelompok tani di wilayah tersebut telah mengantongi sertifikat internasional dan managemen bisnisnya berjalan dengan baik. Bahkan, para petani yang terhimpun dalam Asosiasi ?Petani Salak Sleman Prima Sembada itu, sudah dilengkapi dengan teknologi informasi yang baik. “Data-datanya akurat. Mereka bekerja secara profesional. Tinggal kami bantu untuk terus membuka pasar baru dan petani tetap bersemangat untuk melebarkan bisnisnya,” tutur Dayu.

Perempuan kelahiran Sleman itu mengatakan, BUMN yang bergerak di bidang perdagangan ini akan terus menggulirkan bisnis baru di bidang holtikultura, perikanan, dan peternakan. Ia berharap, sebelum Masyarakat Ekonomi ASEAN bergulir pada 31 Desember mendatang, PPI telah merangsek pasar Singapura sebagai negara tujuan ekspor. PPI akan menjual produk sayur dan buah segar ke Singapura karena konsumsi di negara tersebut sangat tinggi.

“Kami juga akan membawa buah-buah yang unik, seperti salak dan manggis. Salak dari Sleman saja, sudah bagus ini. Mengapa Singapura? Karena, secara jarak, relatif singkat, sehingga tidak membuat buah dan sayur itu rusak,” jelas Dayu.

Sekadar diketahui, tahun ini PPI optimistis mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 2,2 triliun atau lebih besar 80% dibandingkan capaian tahun lalu di level Rp 1,2 triliun. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan yang merupakan hasil merjer tiga niaga perseroan, antara PT Cipta Niaga, PT Dharma Niaga, dan PT Pantja Niaga itu menyiapkan sejumlah terobosan.

?Sementara, Ketua Asosiasi ?Petani Salak Sleman Prima Sembada Mursin mengatakan, pihaknya siap memenuhi kebutuhan ekspor salak yang ditargetkan PPI. Secara umum, katanya, luas lahan pertanian salak di wilayah tersebut ?sebanyak 2000 hektare. Dari jumlah tersebut, sebagian kelompok tani sudah mengantongi sertifikat internasional IMO dan sebagian lagi mengantongi sertifikat internasional Control Union.

“Di sini, terdapat sekitar 34 kelompok tani. Sebagian bergabung dengan asosiasi petani dan lainnya dengan paguyuban petani. Jumlah petani salak sendiri sebanyak 1440 orang. Satu tahun, kami mampu menghasilkan 4000 ton salak,” kata Musrin.

?Diakui Musrin, pasar salak dalam negeri saat ini tengah lesu. Dalam satu minggu penjualannya hanya bisa terserap antara 2,5 ton hingga 3 ton saja. Artinya, petani membutuhkan perluasan negara-negara tujuan ekspor untuk meningkatkan daya jualnya. “Kalau diekspor tidak ada saingan. Katanya Thailand punya salak, tapi kualitasnya jauh dibawah kita. Maka, kami berharap PPI bisa membantu kami untuk memperluas pasar ekspor,” harap Musrin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya