SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis/Dok)

Ekspir dan impor di DIY naik

Harianjogja.com, BANTUL—Kondisi ekspor dan impor DIY selama September tercatat sama-sama mengalami peningkatan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto mengungkapkan, nilai ekspor barang asal DIY yang dikirim melalui beberapa pelabuhan di Indonesia sebesar US$31,4 juta. Artinya, ada kenaikan sebesar 4,31% secara month to month (m to m). Secara year on year (yoy) ada kenaikan sebesar 23,83% dari US$25,3 juta.

Ia menjelaskan, tiga negara utama tujuan ekspor barang selama September 2015 yakni Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman masing-masing sebesar 38,61%; 13,31%; dan 10,74%.

Sementara, untuk perkembangan nilai ekspor terbesar m to m sebesar 205,29% bertujuan ke negara Tiongkok. Perkembangan terbesar yoy dengan peningkatan sebesar 156,01% bertujuan ke Singapura.

Ia mengungkapkan, nilai ekspor barang asal DIY ke kawasan ASEAN sebesar US$ 1,29 juta. Nilai tersebut turun 21,17% dibanding sebulan lalu. “Tiga negara utama tujuan ekspor di kawasan ASEAN adalah Singapura, Thailand, dan Malaysia masing-masing sebesar 71,92 persen; 11,11 persen; dan 8,73 persen,” ujar dia awal November lalu.

Ada pun tiga kelompok komoditas utama dengan nilai ekspor tertinggi adalah pakaian jadi bukan rajutan (HS 62), barang-barang dari kulit (HS 42), dan perabot, penerangan rumah (HS 94) dengan masing-masing sebesar 45,62%, 12,64%, dan 7,83%.

Perkembangan komoditas terbesar m to m adalah komoditas kertas/karton (HS 48) yang meningkat sebesar 149,83%. Perkembangan terbesar yoy juga komoditas kertas/karton (HS 48) dengan peningkatan sebesar 6.412,65%.

“Ekspor barang asal DIY pada September 2015 sebesar 61,48 persen dikirim melalui pelabuhan muat Tanjung Emas, Provinsi Jawa Tengah,” ungkap dia.

Sementara, untuk impor melalui pelabuhan udara Adi Sutjipto senilai US$242.452, meningkat sebesar 133,02% secara m to m, sedangkan secara yoy mengalami peningkatan sebesar 111,80%.

Ia mengungkapkan, sebagian besar impor berasal dari Korea Selatan senilai US$103.701, setara dengan 42,77%dari seluruh nilai impor yang tercatat. Komoditas impor utama adalah komoditas kain ditenun berlapis (HS 59) senilai US$107.359 atau sebesar 44,28% dari total impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya