SOLOPOS.COM - Suasana di gerbong KRL Solo-Jogja. (Solopos-Chelin Indra Sushmita)

Solopos.com, SOLO — Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur atua BOB, Agus Rochiyardi, meyakini beroperasinya KRL Solo-Jogja akan mampu mendongkrak potensi wisata lokal.

Promosi Meraih Keberkahan Bulan Syawal, Pegadaian Ajak Masyarakat Umrah Akbar Bersama

Agus menjelaskan beroperasinya KRL Solo-Jogja sangat menarik karena berhenti di stasiun-stasiun kecil. Dengan begitu bisa terjadi pertumbuhan ekonomi di kawasan stasiun.

Ia mencontohkan potensi kuliner di dekat Stasiun Maguwoharjo. “Adanya KRL ini memungkinkan orang untuk naik turun di stasiun-stasiun yang dekat pariwisata. Misalnya di Prambanan bisa melihat candi-candi. Banyak tempat yang bisa dikunjungi di setiap stasiun pemberhentian KRL ini,” urainya.

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Jelajah Museum Sangiran, Petilasan Jaka Tingkir & Sumber Air Asin

Untuk mendukung promosi dan pengembangan pariwisata di jalur KRL Solo-Jogja, Direktur Pemasaran Pariwisata BOB itu menilai sangat strategis untuk memanfaatkan e-money. Dengan begitu bisa digunakan untuk berbagai kegiatan, misalnya naik KRL atau membayar aktivitas wisata.

“Makanya ini kerja sama komuter dengan bank-bank BUMN. Ada sinergi di situ. Jadi sebenarnya di sepanjang rangkaian jalur KRL ini, di setiap stasiun banyak sekali objek wisata yang bisa disinggahi. Banyak potensi wisata di sepanjang jalur KRL,” katanya.

Potensi Wisata Keraton Solo

Sementara untuk potensi di Solo, menurut Agus, sangat kuat di bidang kuliner. Selain itu ada potensi wisata Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, kampung batik, serta Pasar Klewer.

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja Memotret Geliat Ekonomi Baru Gawok Sukoharjo

Berbagai potensi tersebut, menurut Direktur Pemasaran Pariwisata BOB itu bisa dikolaborasikan dengan KRL Solo-Jogja. BOB yang terbentuk berdasarkan Perpres Nomor 46 Tahun 2017 memiliki sejumlah tugas.

candi sewu KRL solo-jogja BOB stasiun brambanan
Candi Sewu yang bisa diakses menggunakan KRL Solo-Jogja turun di Stasiun Brambanan. (Solopos/Chelin Indra S)

Tugas itu mulai dari pengelolaan lahan 309 hektare di Bukit Menoreh, Kabupaten Purworejo, hingga sinkronisasi, koordinasi dan pendukungan tiga destinasi pariwisata nasional dan satu kawasan strategis pariwisata nasional.

Destinasi wisata nasional tersebut yaitu Jogja-Borobudur dan sekitarnya, Solo-Sangiran dan sekitarnya, serta Semarang-Karimunjawa dan sekitarnya. BOB menjalankan fungsi dan peran dalam hal destination management organisation (DMO).

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja : Mengulik Legenda Bandung Bondowoso di Balik Eksotisme Candi Sewu

“Kami memfoto semua lokasi pariwisata yang ada di Joglosemar dan Dieng. Yang kami foto aksesibilitas, amenitas, dan atraksinya. Jadi bagaimana kondisi wilayah Solo-Jogja merupakan bagian dari potensi dan dinamika yang kami foto,” ujarnya.

Aksesibilitas Kawasan

Agus menjelaskan untuk aksesibilitas kawasan dari jalur udara sudah ada Bandara YIA, Bandara Adi Sucipto, Bandara Adi Soemarmo, serta Bandara Ahmad Yani. Sedangkan untuk jalur air atau laut sudah ada Pelabuhan Tanjung Mas Semarang.

Tak ketinggalan kereta rel listrik (KRL) Solo-Jogja. Ada juga jalur darat dengan pembangunan jalan tol Solo-Jogja melalui Maguwoharjo-Gamping-Bandara YIA, serta jalur tol Bawen-Jogja melalui wilayah Magelang.

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Wedangan, Ngopi, Kulineran Malam di Solo

“Dari situ kami melihat semua akses memudahkan wisatawan untuk masuk wilayah Joglosemar. Aksesibilitas antar wilayah Joglosemar akan membuat semakin banyak pengunjung datang. Termasuk KRL Solo-Jogja ini,” terang Direktur Pemasaran Pariwisata BOB, Agus Rochiyardi,

Ekspedisi KRL Solo-Jogja oleh tim Solopos Group memotret geliat ekonomi kawasan sekitar stasiun sepanjang jalur KRL tersebut. Salah satu kawasan yang merasakan dampak ekonomi maupun pariwisata dari kehadiran KRL Solo-Jogja adalah kawasan sekitar Stasiun Gawok, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

stasiun brambanan krl solo-jogja BOB
Stasiun Brambanan (Solopos-Chelin Indra Sushmita)

Pasar Tradisional Ramai

Camat Gatak Sumi Rahayu mengungkapkan geliat ekonomi semakin terasa di seputaran Gawok seiring beroperasinya KRL Solo-Jogja. Selain pasar tradisional semakin ramai, kini banyak bermunculan pedagang baru yang mengais rezeki di sana.

Baca Juga: Ekspedisi KRL Solo-Jogja: Keliling Pasar Klewer, Surga Belanja Batik Terbesar di Asia

Sejumlah resto ala kafe modern pun segera meramaikan kawasan Gawok. Para pelaku usaha mulai melirik peluang membuka bisnis di sana seiring pengoperasian Stasiun Gawok sebagai pemberhentian KRL. “Ada beberapa kafe yang siap dibuka di dekat Stasiun Gawok,” kata Sumi saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (25/3/2021).

Pengoperasian kembali Stasiun Gawok berdampak besar terhadap pengembangan ekonomi setempat. Hal ini mampu menumbuhkan pusat bisnis baru di kawasan tersebut.

Tim ekspedisi KRL Solo-Jogja Solopos Group dengan dukungan PT KAI Commuter, Badan Otorita Borobudur atau BOB, dan Perum Perumnas itu juga sempat menjelajahi kawasan wisata candi yang dekat dengan Stasiun Brambanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya