SOLOPOS.COM - Mawardi, 69, duduk menunggui kiosnya di pusat jual beli sepeda bekas Pasar Jongke, Jl Dr Radjiman, Kecamatan Laweyan, Solo, Jumat (18/3/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Keberadaan pusat jual beli sepeda bekas menjadi daya tarik tersendiri di Pasar Jongke, Jl Dr Radjiman, Kecamatan Laweyan, Solo. Pada masa jayanya, pusat jual beli sepeda bekas ini mampu menampung ratusan pedagang.

Di lokasi orang dari berbagai daerah datang untuk menjual atau membeli sepeda bekas. Bahkan tak sedikit pehobi sepeda atau gowes yang datang untuk mencapai sepeda kuno yang antik dan unik. Mereka rel membayar harga tinggi untuk sepeda itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, kini eksistensi pusat jual beli sepeda bekas itu terancam. Jumlah pedagang makin berkurang, tinggal belasan orang. Pengunjung yang datang untuk menjual atau membeli sepeda pun jauh lebih sepi. Hal itu terjadi lantaran gempuran pasar online.

Baca Juga: Pusat Sepeda Bekas Pasar Jongke Solo: Dulu Berjaya, Kini Merana

Berdasarkan informasi yang diperoleh Solopos.com, pusat jual beli sepeda bekas di kawasan Pasar Jongke Solo menyimpan kisah panjang sejak tahun 1990-an. Saat itu para pedagang bekas di lokasi merupakan pindahan dari sejumlah tempat lain.

Salah satunya dari kawasan Ngapeman yang saat ini dibangun Hotel Novotel. Pedagang sepeda bekas di pasar tersebut, Mawardi, 69, menjelaskan mulai berjualan sepeda bekas sejak 1969. Awalnya ia berjualan di kawasan Alun-alun Kidul Keraton Solo bersama ratusan pedagang lain.

Waktu itu, sepeda merupakan sarana transportasi pilihan utama banyak orang. Selanjutnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menata para pedagang ke kawasan Ngapeman yang kini lokasinya didirikan Hotel Novotel Solo.

Baca Juga; Revitalisasi Pasar Jongke Solo, Sudah Ditunggu Pedagang Sejak 2010

20 Tahun di Ngapeman

Para pedagang berjualan di tanah lapang. “Zaman di Alun-alun ada sekitar 250 orang pedagang. Kemudian dipindah, pasar cukup besar wong sak Novotel kebak pit,” paparnya.

Menurutnya, operasional pusat jual beli sepeda bekas di Ngapeman berlangsung sejak pagi sampai sore hari. Para pedagang dan makelar membawa sepeda pulang ke rumah sehingga lokasinya bersih pada sore hari.

Aktivitas pasar sepeda bekas di kawasan Ngapeman berlangsung lama, yakni 20 tahun atau sampai 1991 sebelum pedagang di pindahkan ke lokasi yang kemudian menjadi pusat jual beli sepeda bekas Pasar Jongke, Solo.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Harga Sepeda Lipat Brompton Selangit

“Separuh pedagang ke sini. Ada yang dapat kios dan ada yang berjualan di area yang sekarang untuk parkir. Dulu ramai orang jual-beli sepeda ke sini,” ungkapnya.

Bapak empat anak tersebut mengatakan Pasar Jongke menjadi pusat pasar sepeda bekas. Persatuan Pedagang Sepeda Surakarta menyewa dua kios sebagai kantor sekretariat di pasar tersebut.

Pasar sepeda bekas di tempat lain berada di sekitar Pasar Legi Solo. Namun jumlah pedagangnya lebih sedikit dibandingkan Pasar Jongke waktu itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya