SOLOPOS.COM - Eks striker Pelita Solo yang kini melatih Timnas U-16, Indriyanto Nugroho, menghibahkan jaketnya saat membela Persik Kediri untuk koleksi Museum Titik Nol Pasoepati. Foto diambil Rabu (2/9/2020). (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO - Eks striker Pelita Solo, Indriyanto Nugroho, langsung membongkar isi lemari di gudang ketika pulang ke rumahnya di kawasan Gentan, Baki, Sukoharjo. Di tumpukan baju yang sudah lama tak terpakai, dia mencari memorabilia yang pernah dia kenakan saat masih aktif menjadi pesepakbola.

“Pak Mayor [Haristanto, sesepuh Pasoepati] menunggu barang dari saya untuk mengisi museum bola yang dirintisnya,” ujar lelaki yang akrab disapa Nunung itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Setelah pindah rumah dari Bekonang, Sukoharjo, ke Gentan beberapa tahun silam, dia mengaku tak banyak pernak-pernik bolanya yang bisa “diselamatkan”. Lelaki yang saat ini menjadi Asisten Pelatih Timnas U-16 itu pun semringah ketika menemukan sebuah jaket parasut berwarna putih.

KPU Batasi Pengantar Paslon saat Pendaftaran Pilkada Klaten, Berapa Orang?

Jaket tersebut bukan jaket biasa karena menjadi saksi Nunung ketika membela Persik Kediri di tahun 2009. “Ini jaket berharga meski saya hanya setengah musim di Persik,” ujar Nunung saat bertandang ke Museum Titik Nol Pasoepati, Rabu (2/9/2020).

Kala itu, Nunung memang didatangkan darurat dari Persiba Bantul menyusul krisis striker yang mendera Macan Putih. Penyerang andalan Persik era itu, Cristian Gonzales gagal tampil di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 karena terkena sanksi larangan bermain selama setahun dari PSSI.

Sedangkan Budi Sudarsono memilih hijrah ke Sriwijaya FC karena tak sepakat dengan rasionalisasi gaji yang diterapkan manajemen. “Saat itu striker Persik tinggal tiga, saya, Saktiawan Sinaga dan Yongki Aribowo,” ujar jebolan Timnas Primavera itu.

Gantian

Dengan formasi 4-4-2 yang diterapkan pelatih Aji Santoso, ketiga striker itu bergantian menjadi juru gedor Persik. Indriyanto mengaku antusias bisa bertandem dengan juniornya macam Yongki. Saat itu Yongki yang berusia 20 tahun masih membela Timnas U-23. Nunung selalu motivasi rekan mudanya itu untuk meningkatkan kemampuan demi slot Timnas senior.

“Kalau saya dan Saktiawan kan sudah pernah [membela Timnas]. Syukurlah setahun kemudian Yongki benar-benar dipanggil Timnas. Saya bangga karena bisa menjadi mentor Yongki untuk mencapai cita-cita yang diinginkannya,” ujar penyerang Timnas medio 1995-1996 itu.

Tak Pakai Masker, Sri Mulyani Dihukum Menyapu Jalan di Klaten

Saat berkunjung ke Museum Titik Nol, mantan striker Pelita Solo ini turut membawa sepatu bola milik legenda Timnas, Bima Sakti. Sepatu yang dipakai Bima saat di Persema Malang tahun 2007 ikut dihibahkan untuk koleksi museum.

“Saya berterima kasih pada Mas Nunung yang mau repot-repot mampir di sela kesibukannya melatih Timnas U-16. Saya masih berharap satu lagi dari Mas Nunung, pernak-perniknya saat membela Timnas Primavera,” ujar Mayor sambil tertawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya