SOLO–Kelompok yang pernah terlibat dalam sejumlah peristiwa, seperti Bom Bali (BB) I, BB II, Poso, Moro, Afghanistan dan Ambon, menyatakan jihad menegakkan Islam masih terus hidup hingga kapan pun selama musuh Islam masih ada. Mereka menilai jihad merupakan ibadah dan puncak Agama Islam.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Untuk mewadahi para aktivis mereka membentuk Forum Silaturahmi Mujahid (FSM) sejak empat bulan lalu. Hingga saat ini anggota FSM yang tercatat di Jawa Tengah ada 40-an orang.
FSM menggelar pertemuan di serambi Masjid Alwustha Mangkunegaran, Jumat (12/10/2012).
Hadir dalam pertemuan itu Ketua FSM Jawa Tengah yang juga mantan terpidana kasus BB I, Joko Tri Harmanto, 34; eks-mujahid peristiwa Poso dan Ambon, Yuli Sakban, 32 dan eks-mujahid peristiwa Moro, Slamet, 64.
Yuli di hadapan wartawan menyampaikan tidak ada kata berhenti bagi jihad di jalan Allah. Hingga saat ini pun meski sudah tak terlibat secara langsung dalam perjuangan jihad, para mujahid masih menunjukkan eksistensi dengan berdakwah di daerah-daerah dan menebarkan kebaikan lainnya.
“Kami telah meminta kepada para ihkwan untuk bersabar dan tidak melakukan apa pun,” ungkap Yuli.
Menurutnya, jihad merupakan kewajiban bagi setiap muslim karena hal itu adalah ibadah. Dan jihad merupakan puncak dari Islam.
Ia memandang jihad dengan memerangi lawan-lawan Islam, seperti yang terjadi pada BB I, BB II dan lainnya bukan perkara salah dan benar. Bagi mereka hal itu merupakan amaliyah yang bersumber dari keyakinan.