SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ekonomi Syariah Jatim didukung perbankan Syariah yang mendukung UKM.

Madiunpos.com, SURABAYA — Sejumlah perbankan Syariah di Surabaya tetap mengandalkan pembiayaan segmen ritel, khususnya usaha kecil menengah (UKM) untuk mendongrak penyaluran kredit di daerah hingga akhir  tahun. Perbankan syariah mematok porsi pembiayaan kredit di segmen tersebut di atas 50%.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Regional CEO Kantor Wilayah IV PT Bank Syariah Mandiri  Edhie Rosman mengatakan perseroan memaksimalkan penyaluran kredit di sektor UKM di kuartal akhir tahun ini. Pasalnya, Mandiri Syariah Surabaya mencatat pembiayaan perseroan per September tembus Rp4,48 trilun di mana 60,37% nya atau sekitar Rp2,7 triliun didominasi oleh sektor UKM yang terdiri dari pembiayaan ritel dan small.

“Penyaluran kredit UKM kategori ritel dan small tersalurkan dengan baik di kawasan Surabaya dan sekitarnya. Segmen kami memang cenderung ke UKM dan ini sesuai dengan visi pemerintah untuk membiayai lebih banyak sektor tersebut,” katanya saat ditemui di acara pameran Sharia Fair di Surabaya, Kamis (29/10).

Ekspedisi Mudik 2024

Adapun plafon kredit ritel yaitu di antara Rp200 juta hingga Rp500 juta. Sementara plafon kredit small berkisar di Rp500 juta hingga Rp5 miliar. “Kedua kategori itu [ritel dan small] yang mengusai pangsa penyaluran kredit sejauh ini,” terangnya.

Menurutnya, kredit  ritel dan small mayoritas tersalurkan pada sektor riil di Surabaya yang sedang berkembang, khususnya industri. Dia mencontohkan nasabah yang memafaatkan kredit UKM antara lain produsen mesin alat kesehatan, mesin otomotif, dan jasa katering seperti mesin pemarut kelapa dan mesin pencabut bulu ayam.

Dia mengakui, sektor UKM merupakan segmen yang tahan banting di kondisi pelemahan ekonomi dan terpuruknya  nilai tukar rupiah.  Pasalnya, transaksi valuta asing tidak ditemui dalam sektor yang mayoritas menggunakan bahan baku impor ini.

Kendati sedkit dirasakannya dampaknya, tetapi sektor tersebut diklaim tetap tumbuh dengan mempertahankan risiko kredit bermasalah (NPL) di bawah 3%.

Mandiri Serupa Bukopin
Bank Mandiri Syariah Surabaya per September menorehkan laba Rp289 miliar atau naik 20% dibandingkan dengan laba di periode yang sama tahun lalu (yoy). Capaian laba tersebut ditopang dari hasil pemasaran produk atau fee based income yang menyumbang 40% sedangkan sisanya dari pembiayaan dan operasional.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) pada September telah terkumpul Rp4,45 triliun, yang mengalami kenaikan Rp110 miliar dari bulan lalu (month to month).  Adapun proporsi DPK perseroan yaitu 70% berasal dari low cost fund atau dana murah dan 30% dari deposito.

Di sisi lain, PT Bank Syariah Bukopin Surabaya juga menerapkan langkah serupa.

Terpisah, Pemimpin Cabang Bank Syariah Bukopin Surabaya Trisna Surjatri menuturkan pembiayaan kredit di Kota Pahlawan dirajai oleh sektor UKM sebesar 60%  sedangkan sisanya pembiayaan komersial seperti transportasi dan properti.

“Kendati perbankan Syariah dari Bukopin baru merambah Surabaya pada 2004 lalu, nasabah yang kami jaring melalui sektor ritel UKM sudah besar,” katanya. Plafon kredit antara Rp500 juta hingga Rp15 miliar tersebut diklaim sebagai plafon yang paling banyak diminati nasabah di seluruh outlet Syariah Bukopin.

Laba Rp7 Miliar
Tujuan kredit ritel adalah untuk mengembangkan usaha nasabah. Meski tidak menyebutkan nominalnya, jumlah nasabah dengan plafon kredit tersebut berkisar 17.500 dari total 25.000 nasabah.

Dia berharap sektor pembiayaan mampu menyumbang target laba yang dipatok Rp7 miliar hingga akhir tahun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya