SOLOPOS.COM - Mei Nadia Aswirawan menunjukkan produk buku agenda yang dilabelinya dengan nama Leon Paperworks saat menggelar pameran di sebuah festival Fleamarket di Lapangan Parkir Amongrogo, Jogja, Minggu (11/2/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif menggabungkan hobi dan bisnis.

Harianjogja.com, JOGJA — Masa libur kuliah yang terlalu panjang, terasa amat membosankan bagi Mei Nadia Aswirawan. Di sela waktu libur itu, Nadia, demikian dia biasa disapa, mencoba memanfaatkannya untuk membuat buku agenda bermodal kertas kosong dan keterampilan menggambar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kegiatan iseng itu ternyata memberikan ide usaha bagi perempuan kelahiran Jogja, 14 Mei 1992 ini. Buku agenda hasil kreativita itu pun mencoba ditawarkan ke teman-teman kuliahnya. Kala itu, Nadia masih berstatus mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Sanata Dharma.

“Waktu itu masih iseng buat buku-buku agenda atau buku diary ini dan cuma bikin sepuluh buku saja ukuran A6. Lalu coba saya tawarkan ke temen dengan harga Rp20.000 per buku, ternyata dari situ banyak yang suka,” ujar Nadia saat dijumpai Harianjogja.com di Festival Fleamarket di Lapangan Parkir Amongrogo, Jogja, Minggu (11/6/2017).

Usaha ini akhirnya mulai ditekuni Nadia tahun 2016. Posisinya sebagai editor di sebuah media pun rela ditinggalkan, demi menjalankan usaha sekaligus hobinya. Lewat label Leon Paperworks, Nadia mulai serius menjalankan bisnis buku diary kustom ini.

Hanya dengan modal sekitar Rp2 juta, mampu menghasilkan 1.000 buku agenda kustom. Nadia tak sekadar menampilkan cover yang artistik lain dari kebanyakan buku agenda di pasaran.

“Untuk cover, akhirnya tidak hanya saya desain sendiri. Saya juga sering hunting di Instagram. Kalau ada orang yang suka menggambar, biasanya akan kami hubungi untuk diajak kerjasama,” ungkap Nadia.

Bisnis ini tidak sekadar menghadirkan produk kreatif yang disukai anak muda dan banyak kalangan. Melalui usaha ini, Nadia berharap dapat menampung karya seni anak-anak muda, khususnya yang memiliki bakat atau hobi menggambar.

“Nantinya setiap pembelian kami akan memberikan royalti. Desain yang kami beli untuk awalnya akan dicetak sebanyak tiga buku. Ini untuk tes pasar, kalau diminati akan dicetak lagi,” imbuh Nadia.

Buku agenda buatan Nadia kini telah menjangkau hampir seluruh konsumen di Indonesia, melalui pemasaran secara online, pameran dan outlet yang ada di Jogja dan Semarang. Bahkan, brand lokal Jogja ini pernah masuk dalam 20 besar Top Brand di ajang The Big Start Indonesia yang salah satunya digagas oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Kini hampir setahun bisnis kreatif ini berjalan. Dalam sebulan produksi mencapai 500 hingga 1.000 buku, di mana terdiri dari empat varian buku. Harga jual buku diary unik ini dilego mulai dari Rp25.000 hingga Rp75.000 per buku. Dalam sebulan, omzet yang berhasil dikantongi usaha ini mencapai Rp10 juta.

“Konsumen kami juga berasal dari berbagai kalangan, dari anak-anak, remaja hingga orang tua,” jelas Nadia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya