SOLOPOS.COM - Ilustrasi (illustratiction.fr)

Ekonomi kreatif, startup digital memiliki potensi besar

Harianjogja.com, JOGJA — Pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia, khususnya di bidang startup digital berkembang pesat. Indonesia memiliki potensi yang besar. Pendanaan yang berhasil dihimpun pun bernilai fantastis. Namun, kondisi pada 2017 agak berubah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Badan Ekonomi Kreatif terus mendukung perkembangan bisnis startup. Menurut data yang diperoleh dari Center for Human Genetic Research (CHGR), hingga 2016, bisnis startup di Indonesia termasuk dalam angka tertinggi di kawasan regional dengan capaian angka sekitar 2.000 startup.

Ekspedisi Mudik 2024

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengatakan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif sudah menjadi salah satu dari 10 sektor utama di Indonesia. Pada 2013, sektor ini berkontribusi 7,05% pada GDP nasional dan diprediksi akan meningkat hingga 12% pada tahun 2019.

Pertumbuhan tersebut tentunya dibarengi  dengan  berbagai tantangan yang sangat dinamis dalam ekosistem entrepreneur di Indonesia. Namun, entrepreneur di Indonesia khususnya di industri kreatif masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengakselerasi bisnis.

“Beberapa tantangan tersebut di antaranya sulitnya mengakses permodalan, rendahnya kepercayaan investor, keterbatasan manajemen yang berkualitas, minimnya role model serta kurangnya akses terhadap network,”  ungkap Triawan dalam rilis di laman resminya, beberapa waktu lalu.

Dilansir dari Tech in Asia, tahun demi tahun, ekosistem startup tanah air semakin menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah startup Indonesia yang memperoleh pendanaan sepanjang tahun 2016. Data Tech in Asia Indonesia menunjukkan, terdapat 88 startup lokal yang berhasil meraih dana segar.

Aplikasi on demand GO-JEK berhasil mendapatkan pendanaan dengan nilai terbesar berkat investasi sebesar US$550 juta (sekitar Rp7,4 triliun) dari beberapa investor besar seperti KKR, Warburg Pincus, dan Sequoia. Keberhasilan ini diikuti Tokopedia yang berhasil mendapatkan dana US$147 juta (sekitar Rp2 triliun) dan MatahariMall yang meraih tambahan investasi US$100 juta (sekitar Rp1,3 triliun).

E-commerce tetap menjadi vertikal yang dibanjiri pendanaan pada tahun 2016. Menariknya, popularitas para toko online tersebut kini mulai terkejar oleh vertikal yang cukup populer pada yaitu financial technology (fintech).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya