SOLOPOS.COM - Seorang pekerja sedang mengangkat keranjang yang terbuat dari enceng dondok setelah selesai dijemur di Dusun Kangkung B, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, Gunungkidul. Kamis (23/2/2017) (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Ekonomi kreatif yang memanfaatkan potensi lokal

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Tanaman enceng gondok yang memiliki kecepatan tumbuh tinggi, dan sering menjadi gulama dijadikan sebagai bahan kerajinan. Produk kerajinan warga Dusun Kangkung B, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu tersebut bahkan dapat menembus pasar Eropa.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Di tangan Rasidha, warga Dusun Kangkung B, tanaman enceng gondok menjadi bahan baku pembuatan barang fungsional yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Dari bahan dasar enceng gondok tersebut dia dapat menghasilkan berbagai jenis keranjang berbagai ukuran dan fungsi tertentu.

Kata dia sejumlah keranjang buatanya sekarang bahkan banyak dilirik eksportir. Pasalnya produk kerajinanya itu dinilai unik dan memiliki banyak fungsi. Menurut sejumlah ekportir kerajinanya itu pun banyak diminati di Eropa.

“Kalau di Eropa itu digunakan sebagai wadah kayu yang digunakan sebagai bahan bakar tungku penghangan ruangan saat musim dingin,” kata Rasidha, Kamis (23/2/2017).

Sebelumnya dia tak menyangka produk kerajinan buatannya akan diminati hingga pasar luar negeri. Pasalnya awal mulanya, produk kerajinan yang dibuat masih sedikit dan pendapatan yang didapat pun dapat dihitung dengan jari. Namun sepinya peminat, tak membuat Rasidha patah arang. Dirinya tetap konsisten membuat produk kerajinan dari bahan alam tersebut.

“Pertamanya kami menggunakan rotan untuk membuat produk kerajinan, namun minatnya sedikit. Akhirnya kami banting setir, dengan menggunakan eceng gondok yang lebih murah dan banyak didapatkan,” keluhnya.

Gayung bersambut, minat masyarakat terhadap produk kerajinan yang dibuatnya cukup besar. Dari usaha kecil-kecilan yang dirintisnya pada tahun 2002, kini dirinya mampu memberdayakan sebanyak 170 warga sekitar.

Salah seorang perajin produk kerajinan eceng gondok, Tri Minarni, menyebut proses pembuatan kerajinan enceng gondok memang tergolong rumit. Awalnya enceng gondok yang berbentuk panjang – panjang dikeringkan. Setelah kering kemudian dianyam sesuai bentuk dan ukuran. Berikutnya, enceng gondok yang sudah dalam bentuk anyaman di lilitkan pada rangka, lalu kemudian dilakukan proses pengeleman.

Kendati cukup rumit dia mengaku tak mengalami kesulitan berarti. Bahkan rata–rata setiap hari dia dapat menghasilkan satu hingga dua kerangjang ukuran 30 centimeter.

Dan diakuinya pekerjaannya sebagai pengrajin dapat menambah penghasilan keluarganya. “Untuk mengisi waktu luang, kami juga dapat menambah penghasilan, untuk keperluan rumah tangga atau anak-anak,” ujar perempuan yang sudah selama satu tahun bekerja sebagai perajin enceng gondok itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya