SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Bisnis Indonesia Ilustrasi

Antusiasme start up dari luar Jogja cukup tinggi,  terbukti dari ikut terlibatnya start up dari Bali dan Kalimantan.

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah menyaring 611 peserta Food Startup Indonesia menjadi 50 peserta untuk mengikuti ajang “50 FoodStartup Demoday” di Jogja pada Senin-Rabu, 28-30 November 2016 pekan depan. Food Startup Indonesia merupakan pilot project Bekraf dalam rangka mendukung pengembangan industri ekonomi kreatif di bidang kuliner.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Kasubdit Dana Masyarakat, Direktorat Akses Non Perbankan Deputi Akses Permodalan Bekraf Hanifah Makarim menjelaskan, pada awalnya kegiatan ini hanya ditujukan untuk start up di Jogja dan Jawa Tengah. Namun, pada kenyataannya, antusias start up dari luar Jogja cukup tinggi, terbukti dari ikut terlibatnya start up dari Bali dan Kalimantan.

Untuk jadwal pelaksanaannya nanti, pada hari pertama dan kedua, peserta “50 FoodStartup Demoday” mendapat kesempatan untuk memperkaya ilmu, memperluas network, dan sharing dengan mentor pakar kuliner. Dua di antara pakar kuliner adalah pemilik kedai Klinik Kopi dan Mendem Duren.

“Selanjutnya pada hari ketiga, peserta akan mendemokan bisnisnya dan akan dipilih 10 besar dan berhak masuk tahap inkubasi pada 2017 mendatang,” kata Hanifah dalam jumpa pers di Westlake Resort, Senin (21/11/2016).

Pahap tahap inkubasi selama 30 hari di Jakarta nanti, peserta akan dihadapkan dengan para mentor untuk mempertajam produk dan model bisnisnya. Tahap selanjutnya yaitu validasi, para 10 start up berhadapan dengan target dan produk yang bisa diterima masyarakat. Tahap terakhir adalah investasi, di mana mereka akan ditemukan dengan investor bidang kuliner yang akan ikut mendanai bisnisnya.

Deputi II Bidang Akses Permodalan Bekraf Fadjar Hutomo yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut mengatakan, saat ini negara di dunia sudah mulai memberikan perhatian pada ekonomi kreatif. Di Indonesia sendiri, Bekraf untuk pertama kalinya ingin menggerakkan sektor kuliner menjadi lebih berkembang, sehingga kuliner Indonesia bisa lebih mendunia tanpa meninggalkan esensi makanan tradisionalnya.

Kuliner dibidik untuk dikembangkan karena selama ini dari 16 subsektor dalam ekonomi kreatif, tiga subsektor yang satu di antaranya adalah kuliner, mampu menyumbang 50% untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional. Oleh sebab itu, subsektor kuliner akan digarap secara lebih serius agar bisa go internasional.

Selama ini ia melihat, makanan-makanan luar negeri masih menjadi konten dominan di pusat-pusat perbelanjaan. Inginnya, lanjutnya, mall dan pusat keramaian di Indonesia hanya akan didominasi oleh makanan khas Nusantara. “Sekarang masalahnya adalah bagaimana menyajikan makanan dengan berstandar tourism untuk menyukseskan 10 destinasi wisata yang menjadi fokus pemerintah,” katanya.

Dengan kegiatan ini, pihaknya berharap Bekraf bisa membantu memajukan dan mengembangkan ekonomi kreatif pada subsektor kuliner di Indonesia. Menurutnya, Bekraf tidak cukup dengan hanya membicarakan soal hobi memasak, tetapi bagaimana dari hobi memasak itu bisa menghidupi masyarakat luas. Pada tahun-tahun berikutnya, ia berharap kegiatan seperti 50 FoodStartup Indonesia bisa digelar di daerah yang lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya