SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis)

Ekonomi Indonesia makin mengkhawatirkan setelah hari ini rupiah kembali mencapai rekor terendahnya dalam 17 tahun.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah menilai anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke level terendah hari ini, Rabu (12/8/2015), disebabkan korelasi perlambatan ekonomi eksternal dan internal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan depresiasi rupiah dipengaruhi terjadinya devaluasi yuan (mata uang Tiongkok). Secara tahapan, devaluasi yuan menyebabkan nilai tukarnya terhadap dolar AS melemah sehingga mata uang negara-negara regional Asia ikut terdepresiasi, termasuk rupiah bagi Indonesia.

Dia meyakini meyakini berkali-kali jika tak hanya kurs rupiah yang mengalami pelemahan, tetapi juga mata uang negara di Asia lain. “Ya ini kan salah satu efek devaluasi yuan kemarin. Akibat yuan melemah ke dolar, makanya Indonesia terikut [melemah],”katanya, Rabu(12/8/2015).

Tak hanya karena perlambatan ekonomi regional, Jusuf Kalla juga mengakui pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan kinerja perekonomian Indonesia yang telah diupayakan pemerintah. “Tentu banyak juga yang menilai apa yang kita [pemerintah] buat, tetapi selalu ada korelasi internal dan eksternal,” tambahnya.

Rabu (12/8/2015) pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah berada di level Rp13.824/dolar AS, melemah dari pembukaan Rp13.689 per dolar AS. Ini merupakan rekor terendah sejak 1998 atau 17 tahun terakhir. Saat itu, rupiah menyentuh angka Rp15.000/dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp13.758 per dolar AS dibanding perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp13.541 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya