SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Ekonomi Indonesia dibenahi pemerintah dengan cara menstabilkan kurs rupiah.

Solopos.com, JAKARTA — Pemerintah fokus membenahi sejumlah kebijakan untuk kembali menstabilkan kurs. Hal itu karena nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat terus melemah akhir-akhir ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menjadi alasan utama Presiden Joko Widodo meminta menterinya untuk membuat paket kebijakan ekonomi.

“Terutama sebenarnya ini karena persoalan rupiah. Tidak ada jalan lain, kami memerlukan valas,” katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/8/2015).

Darmin menuturkan pemerintah ingin segera memperbaiki nilai tukar rupiah, karena persoalan tersebut menjadi yang paling lambat. Pihaknya harus mengantisipasi masyarakat yang ikut-ikutan membeli dolar Amerika Serikat untuk mencari keuntungan.

Menurutnya, sejumlah kebijakan di berbagai sektor sudah disiapkan untuk memperbaiki nilai tukar rupiah. Pemerintah akan fokus menjalankan paket kebijakan agar dapat segera menyelesaikan pelemahan kurs.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, sebelumnya mengatakan kondisi perbankan di dalam negeri masih cukup baik, meskipun sedang terjadi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Bank Indonesia pun terus melakukan stress test untuk menguji ketahanan bank-bank Nasional.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengingatkan perbankan untuk bersiap memupuk modal, agar dapat meningkatkan ketahanan bank dari segala tekanan yang muncul akibat koreksi nilai tukar.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon memastikan pihaknya telah sejak dulu menggelar stress test dengan berbagai skenario.

Menurutnya, meskipun posisi rupiah terhadap dolar telah menyentuh Rp14.000, industri perbankan nasional masih masuk dalam kategori aman karena kuatnya permodalan.

Kendati demikian, Nelson menyebutkan tiap entitas di industri ini tetap perlu melalukan stress test sendiri untuk memastikan ketahanannya.

Secara nasional, dari data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), menunjukkan rasio kecukupan modal bank umum tercatat sebesar 20,51% per Mei 2015.

Dia merinci, jika bank dengan tingkat kesehatan bagus, batasan modal yang mesti dimiliki yakni berkisar 9%-10%. Kemudian, jika tingkat kesehatan bank masuk dalam kategori 4 atau 5, capital adequacy ratio (CAR) entitas tersebut harus minimal 14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya