SOLOPOS.COM - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Ekonomi Indonesia melambat. Namun, Gubernur Bank Indonesia menyebut jauh dari krisis.

Solopos.com, JAKARTA — Ekonomi Indonesia melambat, nilai tukar rupiah terpuruk. Nilai tukar Rupiah yang terus melemah dikombinasikan dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat membuat banyak pihak menilai Indonesia telah memasuki masa krisis. Namun, otoritas moneter melihat Indonesia masih jauh dari krisis.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo bahkan menilai, kondisi perekonomian Indonesia berangsur membaik. Hal ini tercermin dari beberapa indikator yang sebelumnya juga terjadi pada saat Indonesia krisis.

“Tapi ada faktor eksternal yang sedang menimpa dunia termasuk Indonesia kita akui, dan tentu kita harus waspada tapi fundamental ekonomi kita baik,” ungkapnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/8/2015) sebagaimana dikutip Okezone.

Namun, dia juga meyakini kondisi sekarang jauh berbeda jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997 dan 1998. “Kita sekarang dalam kondisi yang baik,” imbuhnya.

Lebih lanjut Agus mengatakan, perbaikan fundamental ekonomi tercermin dari beberapa indikator. Pertama, tingkat inflasi Indonesia berangsur membaik. “Inflasi mengarah ke 4,5 persen, sebelumnya inflasi 8,3 sampai 8,4 persen, tahun 1997 1998 inflasi 60 persen,” sebutnya.

Selain itu, imbuhnya, transaksi berjalan Indonesia juga mengalami perbaikan. Dari sebelumnya defisit US$9 miliar kini sudah berada di posisi USD4 miliar. “Kita lihat neraca dagang, tahun lalu masih defisit sekarang Januari sampai Juli surplus, jadi fundamental ekonomi kita menuju kondisi baik,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya