SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Perkembangan ekonomi global dan nasional pada 2016 juga berdampak pada  perekonomian  DIY

Harianjogja.com, JOGJA- Perkembangan ekonomi global dan nasional pada 2016 juga berdampak pada perekonomian  DIY. Perekonomian DIY pada Triwulan III 2016 tumbuh sebesar 4,68% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,47%  (yoy), bahkan lebih rendah dari pertumbuhan Triwulan III/2015 sebesar 5,3 %(yoy).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Pewakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Arief Budi Santoso mengatakan, perlambatan ekonomi DIY tersebut dipengaruhi oleh kontraksi konsumsi pemerintah dan kinerja ekspor luar negeri. Penghematan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat berdampak pada pengetatan anggaran pemerintah daerah.

Penundaan penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) berdampak pada penghematan belanja pemerintah daerah seperti untuk penyelenggaraan dan makan minum rapat.

“Di sisi lain perlambatan kinerja ekspor luar negeri dipengaruhi oleh masih lemahnya permintaan global seiring dengan lambatnya perbaikan ekonomi di negara mitra dagang,” ujar dia, Kamis (29/12/2016).

Terkait perekonomian DIY dari sisi permintaan, komponen utama pendorong ekonomi DIY adalah konsumsi dengan kontribusi mencapai 70% dari total PDRB DIY. Namun, untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi maka peranan yang harus dioptimalkan adalah investasi. Kontribusi investasi terhadap PDRB DIY sebesar 30%, terbesar kedua setelah konsumsi.

Namun, besarnya porsi investasi tidak diimbangi dengan besarnya nilai investasi yang masuk ke DIY baik berupa PMA maupun PMDN. Secara nominal investasi yang masuk ke DIY masih sangat kecil dibandingkan daerah lainnya di Pulau Jawa dan Bali.

Meski lebih dari 50% investasi baik PMA maupun PMDN terkonsentrai di Pulau Jawa, tetapi hanya kurang dari 0,5% yang masuk ke DIY. Sampai dengan September 2016, total jumlah investasi dalam negeri yang masuk ke DIY sebesar Rp937 miliar meningkat. dibandingkan tahun 2015 yang sebesar Rp362 miliar.

Sementara, jumlah investasi asing yang masuk justru menurun dari US$89 juta pada tahun 2015 menjadi US$18 juta. “Turunnya jumlah investasi asing ini merupakan salah satu indikasi masih lemahnya perbaikan ekonomi global, dan di sisi lain menunjukkan perekonomian saat ini mampu tumbuh seiring dengan kuatnya perekonomian dalam negeri,” kata dia.

Terdapat beberapa sektor utama yang diminati oleh investor. Bagi investor dalam negeri, sektor perumahan, hotel dan restoran, industri tekstil, dan perdagangan merupakan sektor-sektor yang cukup diminati. Sementara, bagi investor asing, perdagangan, industri kertas, industri tekstil, dan hotel restoran merupakan sektor-sektor tujuan investasi.

Kemudian, terdapat tiga sektor yang merupakan pasar utama investasi baik untuk investasi dalam negeri maupun asing yaitu sektor hotel dan restoran, perdagangan, dan industri tekstil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya