SOLOPOS.COM - Ilustrasi UMKM tangkap peluang pasar online. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pertumbuhan ekonomi digital tidak hanya tampak dari sisi perusahaan, namun hingga pertumbuhan pengguna atau konsumen ekonomi digital.

“Saat ini yang perlu diperkuat memang mengenai pengamanan cyber dan literasi digital terkait SDM digital,” ujar pengamat Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nur Komarian dalam Webinar Rekomendasi Ekspedisi Ekonomi Digital 2021, yang disiarkan di Youtube Solopos TV, pada Selasa (8/2/2022)..

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Dukungan dari sejumlah perusahaan juga telah dilakukan dengan meluncurkan pelayanan secara digital bagi pelanggan. Salah satunya adalah perusahaan Prodia yang sejak 2017 sudah mempersiapkan untuk pelayanan secara digital.

Baca Juga: Maraknya Shadow Banking Jadi Tantangan Ekonomi Digital, Ini Langkah BI

Direktur Transformasi Layanan Digital dan Teknologi Informasi Prodia, Abdri Hidayat, mengatakan pada 2011 Prodia sudah menyiapkan fondasi untuk layanan digital. Baru pada 2017 Prodia mulai berupaya meluncurkan berbagai bentuk solusi untuk pelanggan secara digital.

“Kemudian pada 2020 saat pandemi muncul, ternyata membawa perubahan yang signifikan. Sifat atau model pelanggan pun berubah. Jika biasanya pelanggan lebih puas jika menerima pelayanan langsung, sekarang sudah lebih menerima layanan secara digital,” kata dia.

Hal yang sama juga dilakukan BNI. Pemimpin BNI SBE Solo, Aditya Suprajogi, mengatakan BNI secara bertahap sudah beralih ke layanan digital sejak 2017 lalu.

“Pada 2017 kami sudah memantapkan untuk mobile banking. Kemudian transaksi mulai berubah ke mobile banking. Saat pandemi seperti saat ini, mau tidak mau masyarakat lebih banyak bertransaksi melalui mobile banking,” kata dia.

Baca Juga: Naiknya Inklusi Keuangan Sejalan dengan Pertumbuhan Ekonomi Digital

Inovasi Pendidikan

Layanan digital juga menyasar pada layanan pendidikan. Seperti yang dilakukan Universitas Terbuka. Sebenarnya di universitas tersebut sudah melaksanakan proses pembelajaran secara digital jauh sebelum pandemi ada.

Direktur Universitas Terbuka Surakarta, Yulia Budiwati, mengatakan Universitas Terbuka sudah cukup lama menyiapkan model pembelajaran daring. Tepatnya sejak 2013 lalu. Saat ini Universitas Terbuka juga terus berinovasi di tengah pandemi Covid-19.

Di antaranya dengan model pembelajaran online sinkronus. Awalnya kelas sinkronus ditujukan untuk mahasiswa luar negeri.

“Tapi dengan adanya pandemi, kami berubah, ada kebijakan pusat, yang tatap muka diubah menjadi online sinkronus. Kemudian bertambah menjadi 38 kelas sinkronus, dan selama pandemi ini menjadi sekitar 26.000 kelas,” kata dia. Terobosan lain adalah pelaksanaan ujian online dan online proctoring, sehingga mahasuswa bisa menjalani ujian di rumah masing-masing.

Baca Juga: Dominasi Raksasa E-Commerce di Ekonomi Digital Tanah Air

Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Doni P. Joewono, perubahan aktivitas ekonomi yang mengarah pada ekonomi digital sudah bisa dirasakan sebelum pandemi Covid-19.

Sudah banyak masyarakat yang mengakses sarana belanja online melalui e-commerce, mengakses layanan pinjaman online melalui Fintech Peer to Peer Lending, serta banyaknya layanan yang bisa diakses hanya dengan HP.

“Tampaknya pandemi Covid-19 ini, dengan adanya pembatasan aktivitas, harus jaga jarak dan sebagainya, digitalisasi ini menjadi semakin relevan,” kata dia.

Baca Juga: Ekspedisi Ekonomi Digital, Ini Cara Pelaku UKM Menjadi Member BNI Xpora

Digitalisasi menjadi hal yang sangat dibutuhkan untuk bisa memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Bahkan di masa pandemi ini, berdasarkan data data dari BI, justru meningkatkan transaksi digital.

Dia mengatakan pada 2021, pertumbuhan transaksi dengan digital banking dan uang elektronik, secara nominal masing-masing meningkat hingga 45,6% dan 49% secara year on year (yoy).

Kemudian transaksi e-commerce pada 2021 juga ada peningkatan secara volume, 71,3%. Sedangkan dari segi nominal juga tumbuh 50,9% secara yoy.

Dia mengatakan dengan sumber daya yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar terkait pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya