SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Solopos.com) – Ketua Tim Independen yang mengkaji bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo, Prof Eko Budihardjo, menampik tudingan adanya pesanan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. “Kami tetap independen dalam bekerja. Tak ada pesanan. Tetap berpegang kepada keilmuan. Tak akan mengorbankan keilmuan,” tegasnya ketika ditemui wartawan di sela-sela diskusi Satu Tahun Semarang Setara yang digelar Forum Wartawan Kota (Forwakot) Semarang di Balaikota Semarang, Selasa (12/7/2011).

Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu menyatakan dirinya sudah tua, tak ada yang dikejar lagi, sehingga dalam melakukan pengkajian Saripetojo berdasarkan ilmu arsitektur yang dimiliki. “Saya mau menjadi ketua tim ibaratnya wong legan golek momongan,” imbuhnya. Terkait rekomendasi Tim Independen yang menyebutkan bangunan bekas Pabrik Es Saripetojo bukan bangunan cagar budaya (BCB), Prof Eko menyatakan sebenarnya tak pernah ada pernyataan itu. Hanya, dia mengakui kemungkinan dirinya kurang pas dalam memberikan keterangan kepada wartawan saat ditanya tentang rekomendasi tim terhadap status Saripetojo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Mungkin saat memberikan keterangan kepada pers saya kurang pas menyampaikan, sehingga terjadi kesalahan penafsiran, lalu muncul berita tersebut. Sebagai guru besar, mungkin saya ada salah,” katanya. Menurut Prof Eko, mestinya dulu saat ditanya wartawan tentang hasil rekomendasi, Tim Independen memberikan jawaban menunggu hasil akhir. “Ini menjadi pelajaran berharga bagi saya,” imbuhnya.

Lebih lanjut Prof Eko menyatakan hasil kerja Tim Independen masih lama, karena masih harus bertemu dengan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, 15 Juli mendatang. Selanjutnya, 21 Juli, Tim Independen akan bertemu Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi). Selanjutnya melakukan pertemuan dengan para ilmuwan, seniman, masyarakat dan budayawan Solo. “Setelah itu tim nantinya akan membuat laporan lengkap serta rekomendasi,” tandasnya.

Prof Eko menambahkan rekomendasi tim yang pernah disampaikan beberapa waktu lalu belum lengkap, karena hanya dari hasil diskusi. Dalam diskusi tersebut, anggota tim, Drs Soedarmono SU (pakar sejarah dari UNS Solo) dan Amiluhur Soeroso (UGM Yogyakarta)tak hadir, sehingga tak ada kajian dari sisi sejarah. “Saya berharap Pak Soedarmono tak keluar dari tim, agar nantinya hasil kajian tim bisa lengkap, termasuk dari sejarah. Saya, Prof Totok Roesmanto dan Bambang Triatma (UNS) hanya melihat dari segi arsitek, sesuai bidang ilmu kami,” ujar Prof Eko.

Dia menambahkan secara pribadi mengusulkan agar kawasan bekas Pabrik Es Saripetojo seluas 12.000 meter persegi direvitalisasi. “Revitalisasi yakni ada sebagian bangunan Saripetojo yang dipertahankan dan sebagian bisa didirikan bangunan baru,” katanya.

oto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya