SOLOPOS.COM - Ilustrasi peneliti menguji obat virus corona. (Istimewa)

Solopos.com, ATLANTA - Sembari menunggu pengembangan vaksin virus corona Covid-19 selesai, ilmuwan berlomba-lomba menawarkan solusi lain. Salah satunya adalah dengan obat virus corona yang mulai banyak dikembangkan. Terbaru, para ilmuwan di Universitas Emory Atlanta menyebut EIDD-2801 dipercaya mengurangi kerusakan paru-paru akibat Covid-19.

Para peneliti di UNC-Chapel Hill Gillings School of Global Public Health memainkan peran kunci dalam pengembangan EIDD-2801 ini. Epidemiologi virus di laboratorium Ralph Baric, William R. Kenan Jr, tengah menguji obat tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ningsih Tinampi Jual Obat Corona Seharga Rp35.000

Kenan adalah seorang profesor epidemiologi di Universitas North Carolina-Chapel Hill, bekerja dengan rekan-rekan di Vanderbilt University Medical Center (VUMC) dan lembaga nirlaba DRIVE. Obat tersebut ditemukan oleh para ilmuwan di Emory Institute for Drug Development (EIDD).

Studi ini menemukan bahwa, ketika digunakan sebagai profilaksis, EIDD-2801 dapat mencegah cedera paru-paru yang parah pada tikus yang terinfeksi. EIDD-2801 adalah bentuk senyawa antivirus EIDD-1931 (yang ditemukan sebelumnya) yang tersedia secara oral; dapat diminum sebagai pil dan dapat diserap dengan baik untuk mencapai paru-paru.

Dunia Darurat Corona, Jepang Bagi-Bagi Obat Avigan Gratis

Telah Diuji ke Tikus

Ketika diberikan sebagai pengobatan 12 atau 24 jam setelah infeksi dimulai, EIDD-2801 dapat mengurangi tingkat kerusakan paru-paru dan penurunan berat badan pada tikus. “Obat baru ini tidak hanya memiliki potensi tinggi untuk mengobati pasien COVID-19. Tetapi juga tampaknya efektif untuk pengobatan infeksi coronavirus serius lainnya,” kata William R. Kenan Jr, di laman Universitas Emory, dikutip Jumat.

Dibandingkan dengan perawatan COVID-19 potensial lainnya yang harus diberikan secara intravena, EIDD-2801 dapat diberikan melalui mulut sebagai pil. Selain kemudahan perawatan, ini menawarkan keuntungan potensial untuk merawat pasien profilaksis, misalnya, di panti jompo di mana banyak orang telah terpapar tetapi belum merasakan sakit.

Mark Zuckerberg Bantu Bill Gates Bikin Riset Obat Virus Corona

“Kami kagum pada kemampuan EIDD-1931 dan EIDD-2801 untuk menghambat semua coronavirus yang diuji dan potensi untuk pengobatan oral COVID-19," kata Andrea Pruijssers, PhD, ilmuwan antivirus utama di laboratorium Mark Denison. "Pekerjaan ini menunjukkan pentingnya dukungan National Institutes of Health (NIH) yang sedang berlangsung untuk penelitian kolaboratif untuk mengembangkan antivirus untuk semua virus pandemi, bukan hanya virus corona.”

Denison adalah penulis senior studi Desember 2019 yang pertama kali melaporkan bahwa EIDD-1931 memblokir replikasi spektrum luas virus corona. Kolaborator antarinstitusional ini, didukung oleh hibah NIH melalui University of Alabama di Birmingham, yang juga melakukan pengembangan praklinis remdesivir.

"Virus yang membawa mutasi resistansi remdesivir sebenarnya lebih rentan terhadap EIDD-1931 dan sebaliknya, memberi kesan bahwa kedua obat (EIDD-1931 dan EIDD-2801) dapat dikombinasikan untuk kemanjuran yang lebih besar dan untuk mencegah munculnya resistansi,” kata George Painter, PhD, direktur EIDD dan kepala eksekutif DRIVE.

Kontroversi Chloroquine, Resep Obat Virus Corona Ala Presiden Jokowi

Studia Klinis

Studi klinis EIDD-2801 pada manusia diperkirakan akan dimulai akhir musim semi ini. Jika mereka berhasil, obat ini tidak hanya dapat digunakan untuk membatasi penyebaran SARS-CoV-2, tetapi juga dapat mengendalikan berjangkitnya virus corona lain yang muncul di masa depan.

Dengan tiga virus corona manusia baru muncul dalam 20 tahun terakhir, ada kemungkinan virus-virus serupa muncul di masa mendatang, kata Timothy Sheahan, PhD, asisten profesor epidemiologi dan kolaborator di Baric Lab.

“EIDD-2801 menjanjikan tidak hanya untuk mengobati pasien Covid-19 hari ini, tetapi juga untuk mengobati coronavirus baru yang mungkin muncul di masa depan.”

Usul Uji Vaksin Covid-19 di Afrika, Dua Dokter Ini Disemprot WHO

Sampai siang ini, menurut data Google, virus Covid-19 telah menjangkiti 2.158.033 orang di seluruh dunia, dengan 543.732 di antaranya dinyatakan sembuh, dan 144.221 meninggal dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya