SOLOPOS.COM - Ilustrasi listrik (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO—Pada pelaksanaan pemilihan umum (pemilu), Rabu (9/4/2014), Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Surakarta mampu menghemat listrik hampir 50%. Hal tersebut karena banyak pabrik yang tutup bahkan pusat perbelanjaan pun banyak yang menunda waktu operasional.

Humas PLN Area Surakarta, Soeharmanto, menyampaikan pada Senin-Selasa (7-8/4) tercatat beban siang sebanyak 578 MW dan beban puncak pada malam hari sebanyak 659 MW. Namun pada Rabu turun menjadi 258,5 MW saat siang dan beban puncak hanya 487,7 MW. Beban pascapemilu tercatat berangsur normal, yakni 578 MW pada siang dan beban puncak sebanyak 610 MW.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Beban listrik saat pemilu turun karena banyak industri yang menghentikan produksi. Banyak perusahaan yang libur. Selain itu, pusat perbelanjaan seperti mal juga banyak yang menunda waktu operasional. Oleh karena itu, ada penghematan listrik hampir 50%,” ungkap Harmanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (11/4/2014).

Menurut dia, jika dibandingkan dengan Lebaran, penurunan penggunaan listrik lebih banyak saat pemilu. Hal ini karena saat Lebaran banyak pertokoan dan pusat perbelanjaan yang tetap buka sesuai jadwal bahkan beberapa diantaranya malah memperpanjang waktu operasional. Selain itu, saat perayaan hari besar umat Islam tersebut, hotel juga penuh sehingga penggunaan listrik tetap besar.

Diakuinya saat pelaksanaan pemilu, beberapa tempat pemungutan suara (TPS) ada yang mengajukan pembukaan setrum atau tanpa ada batasan penggunaan listrik. Hal tersebut untuk mengantisipasi kelebihan daya terutama saat penghitungan suara dilakukan mengingat biasanya aktivitas tersebut dilakukan hingga malam bahkan dini hari.

Harmanto menyampaikan meski pelaksanaan pemilihan legislatif (pileg) sudah selesai tapi hingga kini pihaknya masih menyiagakan tim khusus untuk terus memantau jaringan. Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan keandalan listrik karena proses penghitungan suara masih terus berlangsung. Apalagi saat ini pihaknya juga bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penyediaan listrik.

Lebih lanjut, dia menyampaikan selama pelaksanaan pemilu hanya ada satu kali gangguan di Pajang karena cut out pecah, yakni pada pukul 13.00 WIB-15.00 WIB. Sedangkan di perumahan Fajar Indah ada kerusakan trafo namun hanya berlangsung selama 30 menit.

Harmanto menyampaikan gangguan sejak Januari hingga Maret mengalami peningkatan, yakni 45 kali pemadaman (Januari) kemudian 55 kali pemadaman (Februari) dan meningkat tajam pada Maret menjadi 79 kali. Hal tersebut terjadi karena dipengaruhi faktor alam terutama curah hujan yang semakin bertambah sehingga mengganggu jaringan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya