SOLOPOS.COM - Suasana kelas parenting untuk wali murid dan murid SD Muhammadiyah Program Khusus Banyudono, Senin (19/12/2022). Acara digelar agar orang tua dapat menjelaskan kepada murid terkait masa balig. (Istimewa/SD Muh PK Banyudono)

Solopos.com, BOYOLALI – SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Banyudono Boyolali menggelar seminar smart parenting dengan tema Mendidik Siswa di Masa Akil Balig di aula sekolah, Senin (19/12/2022).

Kegiatan tersebut dihadiri 240 wali murid dan wali murid dari kelas IV, V, dan VI dengan menghadirkan pembicara dokter dari Rumah Sakit PKU Aisyiyah Singkil Boyolali, dr. Zahrosofi Ahmadah.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Pendidikan itu bukan hanya tugas guru semata akan tetapi tanggung jawab bersama orang tua, sekolah, dan masyarakat,” jelas Kepala SD Muhammadiyah PK Banyudono, Pujiono, kepada Solopos.com, Selasa (20/12/2022).

Pujiono melihat fenomena remaja jika dalam pergaulan tidak hati-hati, maka orang tua akan terkena dampaknya. Maka dari itu, sekolahnya menyajikan acara smart parenting untuk wali murid agar mereka bisa memahami siswa di masa akil balig.

Selain itu, lanjut Pujiono, acara tersebut bertujuan agar orang tua siswa dapat menjelaskan kepada putra-putrinya dengan bijaksana terkait masa balig. Kemudian, untuk siswa dapat mengenali dirinya sehingga mampu menjaga diri mereka.

Baca juga: Gelar Eksis, SD Muhammadiyah PK Banyudono Boyolali Latih Keberanian Siswa

Sementara itu, dalam acara, dr. Sofi mengungkapkan materi tentang masa balig. Ia menjelaskan tentang masa balig yang menjadi usia di mana seseorang mencapai fase kedewasaan dalam berpikir dan bertindak.

“Di saat inilah, orang tua harus memahami psikologis dan perkembangan fisik anak terkait dengan tanda-tanda masa balig. Jadi paham baik itu perubahan fisik atau perubahan emosi pada anak. Setelah tahu dan paham akan larangan-larangan dengan tujuan agar anak hati-hati dalam pergaulan,” ujarnya dalam rilis yang diterima Solopos.com, Senin (19/12/2022).

Narasumber menjelaskan terkait tanda-tanda masa balig bagi wanita adalah datangnya haid dan pada lagi-laki adanya mimpi basah. Ia menyebut, anak yang mengalami fase pubertas atau masa transisi dari anak-anak menuju dewasa juga ditandai dengan tanda seksual sekunder dan kemampuan reproduksi.

Ia menambahkan, perubahan pada saat pubertas ditandai dengan perubahan fisik hormonal psikologi maupun sosial.

“Perubahan psikososial pada anak biasanya jiwanya masih labil, mengalami krisis identitas, peningkatan kemampuan verbal untuk ekspresi diri, lebih percaya dengan teman dekat, dan di beberapa kasus berkurangnya rasa hormat terhadap orang tua bahkan sampai menunjukkan kesalahan orang tua,” ujarnya.

Baca juga: Siswa SD Galang Dana untuk Muslim Rohingya

Dengan jiwa yang labil, lanjutnya, biasanya anak lebih terpengaruh dengan teman sebaya terkait hobi dan gaya hidup. Di fase inilah, jelasnya, jiwa labil anak akan mencari orang lain yang disayangi selain orang tua dan jatuh hati pada lain jenis.

Dokter Sofi menjelaskan di fase tersebut, orang tua harus hati-hati dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anak.

Ia juga berpesan kepada wali murid untuk selalu berada di setiap tumbuh kembang anak dan menjadikan orang tua tempat yang tepat untuk berdiskusi akan permasalahan yang dihadapi.

“Berikan penjelasan pada anak terkait hal-hal tersebut, ajarkan anak untuk merawat diri, mengenali aurat mana yang boleh dilihat orang dan mana yang tidak boleh. Sehingga, anak-anak kita akan memahami,” jelasnya.

Baca juga: Dapat Sapi Metal dari DPRD, Abah Lala: Boyolali Ora Sepele

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya