SOLOPOS.COM - Sejumlah pelajar melakukan simulasi KPPS dalam training of trainer Pemilos di Ruang Utama Monjali, Selasa (26/7/2016) siang. (Sunartono/JIBI/Harian Jogja)

Edukasi politik dilaksanakan KPU Sleman salah satunya dengan mendorong agar pemilihan ketua OSIS digelar seperti Pemilu

Harianjogja.com, SLEMAN – Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sleman menggelar training of trainer Pemilihan OSIS (Pemilos) kepada guru dan siswa di Ruang Utama Monumen Jogja Kembali (Monjali), Selasa (26/7/2016). Kegiatan itu sekaligus untuk mendorong agar sekolah bisa menyelenggarakan Pemilos layaknya seperti proses dalam Pemilu.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Di akhir materi, para peserta diberikan kesempatan melakukan simulasi langsung proses pemungutan suara. Sebanyak sembilan siswa dari perwakilan beberapa sekolah di Sleman dipilih untuk melakukan simulasi.

Sebanyak tujuh siswa menjadi anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), sedangkan dua siswa menjadi pemilih. Simulasi dengan memanfaatkan panggung ruang utama Monjali itu dipandu langsung oleh Komisioner KPUD Sleman Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan Humas Indah Sri Wulandari.

Ekspedisi Mudik 2024

Para peserta diberikan penjelasan tentang peran anggota KPPS dalam menjalankan tanggungjawabnya, mulai dari tempat duduk harus sesuai urutan formasi tempat pemungutan suara hingga peserta memberikan hak suaranya dan keluar dari bilik suara.

“Ketua KPPS memberikan surat suara dalam keadaan terbuka, agar diketahui kondisi surat suara, rusak atau tidak. Kalau memang ternyata sudah ada coblosan, pemilih harus kritis menanyakan,” ungkap Indah dalam sosialisasi tersebut, Selasa (26/7/2016).

Revi Rahayu yang turut dalam simulasi itu mengaku senang mendapatkan wawasan tentang proses pemilihan umum. Meski agak sedikit ribet prosesnya namun ia lebih bangga jika Pemilos diselenggarakan seperti layaknya Pemilu seperti yang ia simulasikan. Selama proses pemilihan pengurus OSIS di sekolahnya, masih menggunakan sistem voting dengan tanpa menggunakan surat suara.

“Kayaknya lebih bagus dengan sistem seperti ini [Pemilu], selama ini Pemilos hanya voting. Ini prosesnya rumit sih, tetapi, ada pengetahuan tambahan,” kata pelajar Kelas XI SMK Minggir, Sleman ini.

Di sela-sela kegiatan training, Indah Sri Wulandari mengatakan, dari total 97 sekolah setingkat SMA di Sleman yang diundang, sebanyak 60 hadir. Pihaknya sengaja mengundang satu siswa dan satu guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam giat training tersebut. Melalui kegiatan tersebut, ia berupaya mendorong dengan memberikan semangat agar sekolah menyelenggarakan Pemilos seperti pelaksanaan Pemilu.

Beberapa materi yang diberikan kepada peserta antara lain, sekilas tentang Pemilu, tujuan Pemilos, tugas penyelenggara hingga tahapan pemilu. Kemudian materi lain yaitu pemungutan dan penghitungan suara prosesur serta terakhir adalah simulasi pelaksanaan pemungutan suara.

“Harapan kami peserta ini bisa menyebarkan pengetahuannya tentang Pemilu ini ke siswa lain,” tegas dia.

Dengan menerapkan proses seperti pemilu, lanjutnya, akan tercipta pendidikan politik di kalangan pelajar. Terutama, untuk menciptakan, agar mereka yang bersaing bisa siap menang dan siap kalah. Selain itu bisa menjadikan regenerasi KPPS di kalangan masyarakat, jika Pemilos dilaksanakan para siswa dengan memakai sistem seperti Pemilu.

“Memang untuk Pemilos, soal prosedur dan tata cara belum ada yg baku, kegiatan ini sekalian memberikan pengetahuan. Terutama regenrasi penyelenggara pemilu, ini loh pemilu yang sebenarnya. Kami ingin membuka KPU selain tahapan proses pemilu, kami juga melaksanakan pendidikan politik bagi pemilih,” urainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya