SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

PEKANBARU– Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Eyes on the Forest (EoF) menemukan bahwa salah satu pemasok kayu, Asia Pulp & Paper (APP) tengah menebangi hutan tropis di dalam suaka harimau Senepis di Riau. Tercatat kelompok Sinar Mas Group ini menghancurkan 2 juta hektar hutan tropis.

“Suaka yang diiklankan secara global oleh APP sebagai bagian dari komitmen yang digembar-gemborkan untuk konservasi harimau. Ini adalah bukti nyata bahwa klaim global APP tentang upaya mereka secara aktif melindungi satwa liar adalah tidak benar dan sangat berlebihan,’ ujar Anwar Purwoto dari WWF-Indonesia, Sabtu (17/12/2011).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Dalam laporan terbaru Eyes on the Forest (EoF) merincikan bahwa APP, bagian dari Sinar Mas Group, telah menghancurkan lebih dari 2 juta hektar hutan tropis Indonesia sejak perusahaan tersebut mulai memproduksi kertas pada 1984.

Dalam laporan terbaru Eyes on the Forest tersebut, dijelaskan bahwa investigasi lapangan di bulan Juni dan Oktober 2011 serta kronologi analisa citra satelit hingga Juni 2011 menemukan bahwa APP mulai membuka hutan yang dideklarasikannya sendiri sebagai Suaka Harimau Senepis.

“Betapa memalukan, temuan di lapangan menunjukkan APP melumat blok-blok kecil hutan yang dikatakannya kepada dunia akan dilindungi sebagai habitat harimau,” ujar Hariansyah Usman dari WALHI Riau.

Laporan ini mengungkapkan kebenaran di balik klaim tentang “proyek-proyek konservasi” APP yang banyak digembar-gemborkan. Setelah mencoba menghentikan rencana Taman Nasional Senepis yang diusulkan pemerintah untuk melindungi habitat harimau yang dibidik oleh pemasok kayu APP lainnya, perusahaan ini mulai mengiklankan peranannya dalam membentuk ‘Suaka Harimau Sumatera’ seluas 106.000 hektar pada 2006.

“Padahal, faktanya APP tidak berkontribusi banyak bagi konservasi satwa harimau,” kata Hariansyah.

Eyes on the Forest juga menemukan fakta bahwa sebagian besar wilayah suaka APP sebenarnya berada di luar kendali perusahaan itu, atau 86 persen dari suaka mencakup hutan yang dilindungi di konsesi Hak Penguasaan Hutan (HPH) bersertifikat Forest Stewardship Council yang tak terkait dengan grup itu, yakni konsesi PT Diamond Raya Timber.

Bahkan blok-blok hutan kecil yang APP tekadkan untuk dilindungi, justru dibabat habis. “Kami harapkan para pembeli produk grup Sinar Mas dan investor yang membaca laporan ini bisa menyadari bagaimana kampanye media APP mengeksploitasi kurangnya pengetahuan atau kurangnya pengalaman mereka mengenai kondisi di lapangan. Juga bagaimana perusahaan itu menyesatkan pelanggan mereka soal realitas buruk di lapangan,” kata Hariansyah Usman.

“APP hanya tertarik menyuplai pabrik pengolahan pulp raksasanya dengan sebanyak mungkin hutan tropis dan berharap para pelanggan dan investor akan terus mempercayai komitmen konservasi dan iklan menggelikan yang disampaikannya,” tegas Usman.

Humas Sinar Mas di Riau, Nurul Huda saat dihubungi mengaku tengah di jalan. “Maaf saya lagi di jalan, nanti saya jelaskan,” katanya singkat. dtc

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya