SOLOPOS.COM - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (tengah) melihat warga menggunakan layanan e-warong di Kota Salatiga, Jateng, Selasa (17/1/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aloysius Jarot Nugroho)

Layanan e-warong yang bergerak hadir untuk kali pertama di Solo.

Solopos.com, SOLO — Layanan elektronik warung gotong royong (e-warong) bergerak pertama di Indonesia hadir di Kota Bengawan. Layanan ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk memanfaatkan bantuan pangan nontunai (BPNT).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan layanan e-warong gerak ini diluncurkan dengan mengikuti perkembangan yang ada seiring adanya go box dan lainnya. Layanan ini diharapkan dapat memberi layanan secara maksimal kepada keluarga kurang mampu.

Oleh karena itu, apabila dalam satu wilayah ada 5-10 keluarga penerima manfaat (KPM) bisa dilayani BPNT yang dibawa menggunakan sepeda motor. “E-warong gerak ini merupakan yang pertama di Indonesia yang melayani pembelian beras, telur, gula pasir, dan minyak goreng yang dibeli dengan kartu keluarga sejahtera [KKS] oleh KPM,” ungkap Khofifah saat ditemui wartawan di ruang kerja Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, Jumat (5/5/2017).

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengungkapkan BPNT ini juga memungkinkan masyarakat memilih kualitas beras yang diinginkan apakah medium, premium, dan super. Hal ini diharapkan mengurangi keluhan masyarakat mengenai kualitas beras yang kecokelatan, kekuningan, atau berkutu.

Selain itu, masyarakat juga bisa memilih, apakah dana bantuan senilai Rp110.000 tersebut akan ditukarkan beras, gula pasir, telur, atau minyak goreng sekaligus atau hanya beberapa item. Menurut dia, apabila daerah sudah siap, tidak menutup kemungkinan produk yang dilayani di BPNT akan ditambah kacang-kacangan.

Hal ini karena Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berharap masyarakat juga mengonsumsi kacang-kacangan untuk menambah nutrisi keluarga. “Layanan e-warong gerak ini merupakan CSR [corporate social responsibility] dari BNI dan Bank Mandiri yang diserahkan ke Wali Kota Solo untuk ditentukan, e-warong mana yang membutuhkan layanan gerak,” ujarnya.

Khofifah menyampaikan hal ini sudah dirapatkan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno dan empat bank Himbara [Himpunan Bank Milik Negara] karena diharapkan setiap kota memiliki minimal lima layanan e-warong gerak.

Dia menjelaskan secara nasional, BPNT ini dilakukan di 44 kota dengan penerima sebanyak 1,28 juta KPM. Nantinya, e-warong gerak tidak hanya melayani penukaran BPNT tapi juga pencairan bantuan nontunai program keluarga harapan (PKH) karena electronic data capture (EDC) melekat di masing-masing e-warong gerak.

Dia mengakui setelah kali pertama meresmikan e-warong di Solo enam bulan lalu, belum ada penambahan lagi karena adanya perubahan regulasi di APBN-P yang membuat penambahan yang direncanakan dilakukan tiga bulan selanjutnya belum bisa dilakukan.

Oleh karena itu, saat ini mulai disiapkan infrastruktur dan sistem karena pada 2018 ditargetkan ada 2.500 e-warong karena berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) akan ada 10 juta KPM dari saat ini yang hanya 1,28 juta KPM.

Sistem terus dikembangkan dan terus berkoordinasi dengan Himbara untuk menemukan format EDC bergerak dari yang biasanya ada di outlet. Oleh karena itu, saat masyarakat memperoleh KKS yang ada electronic wallet (e-wallet), di saat yang sama e-warong bergerak siap sehingga sejalan dengan upaya penurunan angka kemiskinan dan memperkecil ketimpangan.

Direktur Jenderal (Dirjen) Penanganan Fakir Miskin Kemensos, Andi Z. A. Dulung, menyampaikan di Solo akan disiapkan 36 e-warong stationer untuk melayani 32.000 KPM dan 12.218 PKH. Hal ini karena mulai tahun ini, seluruh masyarakat kurang mampu akan menerima beras sejahtera (rastra) secara nontunai.

“Sistem terus ditingkatkan dengan mendorong Himbara mengembangkan EDC yang berbasis Android,” ujarnya.

Pemimpin Konsumer Banking BNI Wilayah Yogyakarta, Ahmad Salman Somantri, menyampaikan BNI memberikan bantuan dua e-warong mobile yang dilengkapi sistem terbaru BNI, yakni EDC Mobile Android yang berfungsi sebagai alat transaksi KKS dan dilengkapi dengan menu BNI Bansos dan e-warong. Menu BNI Bansos berisi menu jenis bantuan sosial (bansos) dan laporannya sedangkan menu-warong berisi point of sales yang mencatat transaksi barang dan sisa struk barang e-warong mobile.

“Selama ini transaksi di e-warong menggunakan dua media, yakni EDC untuk transaksi keuangan dan tablet untuk memonitor stok. Namun dengan EDC mobile hanya menggunakan satu media, yakni EDC Android,” terangnya.

EDC android ini memiliki layar yang lebar dan dibekali teknologi layar sentuh sehingga mudah dioperasikan. Di Solo, BNI menyalurkan 22.926 KPM program PKH senilai Rp8,9 miliar dan BPNT kepada 21.664 KPM senilai Rp1,9 miliar.

Sementara itu, Bank Mandiri di Solo menyalurkan bantuan sosial kepada 13.500 keluarga di Kecamatan Laweyan dan Pasar Kliwon yang dilakukan 91 agen. Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo, mengatakan telah menyalurkan bansos ke 240.000 keluarga dengan nilai Rp108,4 miliar.

Namun hingga akhir tahun ini, penyaluran akan dilakukan ke 1 juta KPM untuk program PKH sedangkan BPNT akan disalurkan ke tiga juta KPM di 23 wilayah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya