SOLOPOS.COM - Beberapa peserta kegiatan menunggu antrean obat seusai khitanan massal di RS UNS, Minggu (26/6/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO–Dharma Wanita Persatuan Universitas Sebelas Maret Surakarta (DWP UNS) menggandeng Rumah Sakit UNS menggelar khitanan massal di RS UNS, Kartasura, Sukoharjo.

Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis UNS ke-46 pada 11 Maret lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

DWP UNS juga telah melaksanakan kegiatan khitanan massal di waktu-waktu sebelumnya.

Namun, pada Minggu (26/6/2022) merupakan gelaran khitanan massal kali pertama sejak pandemi.

DWP UNS terakhir mengadakan kegiatan itu pada 2019. Hal itu disampaikan Ketua DWP UNS Budhi Widjajanti sekaligus istri Rektor UNS, Jamal Wiwoho.

Baca Juga: RS UNS Solo Terima Kunjungan Industri dari 2 SMK Kesehatan

“Ini merupakan kegiatan khitanan massal pertama kami setelah pandemi. Sebelumnya kami lakukan dengan peserta sekitar 300-an orang, namun untuk hari ini karena masih dalam situasi pandemi kami batasi hanya 100 peserta,” jelasnya saat ditemui dalam kegiatan.

Tak hanya itu, Budhi menyebut sejak di buka kali pertama pendaftaran langsung membludak hingga 147 pendaftar.

Pendaftaran di prioritaskan bagi anak-anak pekerja di RS UNS seperti driver, cleaning service, security hingga peserta lain secara umum di Soloraya.

Di karenakan antusias yang tinggi panitia harus melakukan seleksi dengan pembatasan umur.

Sehingga para peserta kebanyakan di atas 10 tahun bahkan dia menyebut ada satu peserta berusia 47 tahun.

Baca Juga: Siswa SMK Asal Karanganyar Ramai-Ramai Datangi RS UNS Solo

Peserta yang terjaring ada 110 dan harus dilakukan screening sekaligus swab sebelum dilakukan tindakan.

“Ada yang istimewa, ada peserta yang berusia 47 tahun karena beliaunya mualaf. Jadi baru ikut khitan sekarang. Tadi dari hasil screening ada yang tidak lolos dua orang karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan. Kalau dari hasil swab ada satu yang positif,” jelas dia.

Dua peserta yang tidak lolos screening itu digantikan dengan peserta waiting list.

Sementara bagi peserta yang positif diberikan jangka waktu 10 hari dan akan dilakukan test swab ulang, jika kondisi peserta negatif baru akan dilakukan tindakan di kemudian hari.

Dia berharap dapat mengadakan kegiatan serupa dengan sasaran anak-anak panti asuhan agar lebih tepat sasaran.

Baca Juga: Nyaman dan Tanpa Antre, RS UNS Buka Layanan Poliklinik Eksekutif

Pelaksanaan kegiatan itu rencananya dilaksanakan Desember 2022 bertepatan dengan hari ibu dan Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN).

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus DWP Unit Pelaksana Fakultas Keolahragaan (FKor) UNS, Indriyani yang juga istri Dekan FKor, Sapta Kunta Purnama menyebut peserta khitan selain mendapatkan fasilitas VIP juga mendapatkan bingkisan.

DWP UNS Solo
Ketua DWP UNS, Budhi Wijajanti Jamal Wiwoho (kanan) dan Ketua Panitia sekaligus Ketua DWP UP FKor UNS, Indriyani Sapta Kunta Purnama (kiri) menunjukkan gizi yang diberikan kepada peserta khitanan massal di di RS UNS, Minggu (26/6/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

“Kalau untuk tindakan khitan ini biasanya sampai dengan Rp1,8 juta-Rp2,3 juta karena dilakukan dokter spesialis. Khitan yang kami gunakan juga dengan model laser. Alat yang digunakan juga satu alat untuk satu peserta jadi benar-benar steril,” jelasnya.

Dia menyebut peserta kegiatan juga diberikan bingkisan berupa baju koko, peci, sarung, sajadah, dan celana khitan, konsumsi untuk peserta dan pengantar, sekaligus uang saku bagi masing-masing peserta senilai Rp100.000.

Tak hanya itu, peserta juga diberikan gizi tambahan sekaligus doorprize ketika menunggu giliran. Sebab pelaksanaan kegiatan berlangsung sejak pagi hingga sore hari.

Baca Juga: RS UNS Punya Aesthetic Center, Ada Layanan Kecantikan Kulit sampai Kuku



Sementara itu, Direktur RS UNS, Hartono menyebut seluruh tindakan khitan itu dilaksanakan sejumlah 12 dokter spesialis ditambah dengan perawat senior.

RS UNS sendiri biasa mengadakan khitanan massal dalam jangka waktu dua tahun sekali saat libur sekolah.

“Kegiatan ini sebetulnya sebagai social responsibility di era pandemi. Jadi kami lakukan tindakan paling aman sesuai dengan standar rumah sakit. Secara sarana, fasilitas, obat dan SDM juga terpilih. Kami tidak melibatkan dokter residen dan co-ass [dokter muda],” jelas dia.

Dia menyebut pemilihan waktu dilakukan saat anak-anak libur sekolah sekaligus pada Minggu karena jadwal layanan poliklinik sedang tidak beroperasi sehingga pasien merasa nyaman.

Dia berharap tidak ada keluhan peserta khitan yang terjadi setelah dilakukan tindakan.

“Ya semoga tidak ada keluhan, kalau waktunya kontrol silakan kontrol. Biasanya lima hari sudah sembuh. Kami juga sudah sediakan obat-obatan untuk di bawa pulang setelah tindakan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya