SOLOPOS.COM - Tim sukarelawan BPBD Karanganyar melakukan proses evakuasi jasad korban Wagiyem, Kanten, Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Karanganyar pada Kamis (3/3/2022). (Solopos/Indah Septiyaning Wardhani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Seorang nenek-nenek asal Desa Sroyo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Wagiyem, 79, ditemukan meninggal tercebur sumur di belakang rumahnya pada Kamis (3/3/2022) pagi.

Penemuan mayat tersebut membuat gempar warga setempat hingga berbondong-bondong datang ke lokasi. Informasi yang dihimpun Solopos.com, korban kali pertama ditemukan oleh keluarga pukul 04.10 WIB. Saat itu salah satu anak korban mendengar suara dari arah sumur.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Merasa curiga anak korban lantas mendekati sumur. Namun lantaran kondisi gelap, sang anak tak melihat apapun dan kembali ke dalam rumah. Saat itu korban ditinggal sebentar oleh sang anak yang hendak memasak air.

Baca juga: Ini Dia Pemenang Undian Vaksinasi Berhadiah Motor di Karanganyar

Nahas saat kembali ke dalam rumah, korban justru sudah tidak ada di kamar tidur. Sang anak lantas mencari keberadaan korban hingga ke arah sumur sumber suara yang didengarnya.

“Saat dilihat ke dalam sumur terlihat tubuh korban,” kata Ketua RT 001 RW 007 Kanten, Desa Sroyo, Suradi ketika dijumpai Solopos.com di lokasi kejadian.

Korban diduga menceburkan diri ke dalam sumur lantaran depresi. Sebelumnya korban beberapa kali berniat melakukan percobaan bunuh diri. Hal ini sering disampaikan korban kepada anggota keluarga maupun tetangganya. Korban depresi karena sakit menahun yang tak kunjung sembuh.

“Ibu Wagiyem baru saja keluar dari rumah sakit Rabu (2/3/2022) kemarin. Tiga hari dirawat di rumah sakit karena sakit,” katanya.

Baca juga: Polres Karanganyar Gelar Operasi 2022, Pastikan Tak ada Penilangan

Saat ditemukan, korban dalam kondisi telungkup di dalam sumur. Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek setempat. Aparat kepolisian langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dan kekerasan pada tubuh korban. Korban dari keterangan pihak keluarga mengalami depresi dan pernah beberapa kali mencoba bunuh diri.

“Korban selama ini tinggal satu rumah dengan salah satu anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan. Tapi di sekitar rumahnya ada rumah anak-anaknya,” katanya.

Baca juga: 200 Bidan Desa di Karanganyar Dapat Motor Dinas, Ini Tipenya

Jasad korban kemudian diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan. Pihak keluarga telah membuat surat pernyataan menolak diadakan autopsi, dan menyatakan korban meninggal bukan karena tindak pidana. Dalam surat permyataan itu juga keluarga tidak akan menuntut ke pihak manapun atas kematian korban.

Peringatan: Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya