SOLOPOS.COM - Slamet, warga Dukuh Jago, Desa Kalangan, menunjukkan pekarangan miliknya yang pernah menjadi arena sabung ayam di masa lalu, Kamis (14/5/2020). (Istimewa/Yoto Teguh Pambudi)

Solopos.com, SRAGEN -- Di Sragen pada masa Keraton Kasunanan Hadiningrat, ada satu kawasan yang menjadi arena sabung ayam terkemuka. Kawasan itu dikenal sebagai tempat berkumpulnya para botoh kelas kakap dan pencinta sabung ayam.

Kawasan tersebut berada di wilayah yang sekarang menjadi Desa Kalangan, Kecamatan Gemolong. Nama dukuhnya Jago. Nama itu memang berkaitan dengan faktor sejarah masa lalu di dukuh tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jago berarti ayam jantan yang berumur lebih dari 12 bulan. Jago juga bisa diartikan hebat atau juara.

Jago dipakai sebagai nama dukuh untuk menandai di kampung di Sragen tersebut pernah menjadi arena sabung ayam yang cukup terkemuka di wilayah kekuasaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bagian utara.

Ekspedisi Mudik 2024

Cegah Kerumunan, Satpol PP Wonogiri Rajin Patroli di Pusat Perbelanjaan

“Saya sudah menyurvei lokasi dan mencari tahu sejarah terkait bekas arena sabung ayam kuno itu kepada beberapa sesepuh di desa ini. Menurut mereka, dulu di sini memang pernah berdiri arena sabung ayam yang cukup kondang di wilayah Surakarta bagian utara,” ujar Yoto Teguh Pambudi, warga sekitar kepada Solopos.com, Kamis (14/5/2020).

Saking tenarnya arena sabung ayam itu pada masa lalu, muncul ungkapan pemilik jago belum kondang atau belum teruji kemampuannya jika belum pernah mengadu ayamnya di arena itu. Konon, hampir setiap hari arena sabung ayam itu selalu dipadati pengunjung.

Masih Bisa Dijumpai

Pengunjung akan bertambah banyak saat bertepatan hari pasaran yakni Legi. Sisa-sisa bekas arena sabung ayam di Sragen itu masih bisa dijumpai di pekarangan rumah milik Slamet.

Tak Hanya Salat Id di Rumah, Warga Klaten Juga Diimbau Tak Saling Berkunjung Saat Lebaran

Di lokasi terdapat rumpun bambu dan bebatuan. Di duga bebatuan itu sempat dipakai sebagai tempat duduk penonton saat sabung ayam berlangsung. Untuk menjangkaunya, seseorang harus meniti jalan setapak yang oleh warga sekitar disebut jalan kawak.

Dalam bahasa Jawa, kawak berarti lawas atau kuno. Jalan setapak yang masih berupa tanah itu kemungkinan menjadi akses utama para botoh pada zaman dahulu menuju arena sabung ayam.

Positif Virus Corona Boyolali Tambah 1 Jadi 20 Orang, Sambi Masuk Zona Risiko Sangat Tinggi

“Kalau menebak pada zaman apa arena sabung ayam itu berdiri agak membingungkan. Di sekitar lokasi dulu pernah ditemukan sejumlah arca yang menunjukkan itu peninggalan Hindu-Budha. Itu menunjukkan kawasan itu kemungkinan sudah ada sejak zaman Majapahit,” ujar Yoto yang menjadi pemerhati sejarah dan cerita rakyat di wilayah Sragen ini.

Yoto menduga arena sabung ayam di wilayah Sragen itu dulunya tidak berada di tengah kampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya