SOLOPOS.COM - Ilustrasi bantuan siswa (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Peran dunia usaha Kulonprogo dalam Gerakan Nasional Orangtua Asuh (GNOTA) masih minim. Hal ini disebabkan belum terkoordinasinya forum Corporate Social Responsibility (CSR) di kabupaten, sehingga Kulonprogo masih bergantung pada dunia usaha di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kabag Administrasi Kesejahteraan Rakyat, Setda Kulonprogo, Arif Prastowo, mengatakan, secara formal dunia usaha di Kulonprogo belum berperan terhadap gerakan orangtua asuh, namun sudah dilakukan beberapa dunia usaha secara parsial, misal Bank Pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, persoalan komunikasi dan ketiadaan forum menjadi penyebab utama.

“Oleh, karena itu, kami sedang dalam proses mendorong terbentuknya forum CSR,” ujarnya di sela-sela acara penyerahan bantuan GNOTA di Gedung Kaca, Senin (18/11/2013).

Dijelaskannya, forum menjadi penting supaya bantuan untuk siswa tidak mampu tidak tumpang tindih dan merata. Contohnya, satu siswa berulang kali mendapat bantuan, sementara siswa lainnya tidak tersentuh sama sekali.

Saat ini jumlah siswa miskin di Kulonprogo mencapai 23.000-an yang terbagi dalam bantuan untuk siswa miskin sebanyak 6.500-an siswa SMP, 13.000-an siswa SD, serta 4.000-an siswa GNOTA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya