SOLOPOS.COM - Suasana pertemuan forum PRA USAID HELM di Ballroom Hotel Grand Tjotro, Kamis (1/10/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Dunia pendidikan Indonesia, sudah ada sekitar 25.000 sekolah yang terapkan metode USAID Prioritas

Solopos.com, SOLO–Selama sekitar 3,5 tahun berkiprah untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, USAID Prioritas kini diakui semakin diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, tercatat sudah ada 25.000 sekolah atau madrasah di Indonesia sudah menerapkan beragam praktik yang baik dalam pembelajaran, manajemen berbasis sekolah, budaya baca, pengelolaan guru, serta program pelatihan prajabatan dan dalam jabatan yang menjadi program USAID Prioritas tersebut.

USAID Prioritas adalah program lima tahun yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID) dan didesain untuk meningkatkan akses pendidikan dasar yang berkualitas di Indonesia.

Project Manager USAID Indonesia, Mimy Santika, mengatakan USAID Prioritas adalah bagian dari program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat, yang kini telah diterapkan di 93 kabupaten/kota di sembilan provinsi. Kesembilan provinsi tersebut, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Papua, dan Papua Barat.

“Kami di 93 kabupaten atau kota di 9 provinsi di Indonesia ini bekerja sama langsung dengan 1.400 sekolah (mitra) tapi Alhamdulilah sampai saat ini sudah ada 25.000 sekolah yang telah menggunakan metode atau pendekatan yang dilakukan USAID Prioritas, dengan cara diseminasi, atau dengan dana penyelenggaraan yang ditanggung oleh sekolah dan didukung dana dari pemerintah daerah terkait. Dari situ kami melihat bahwa program ini semakin diterima masyarakat secara lebih luas,” ujar Mimy ketika ditemui Solopos.com di sela-sela Rapat Internal USAID Prioritas yang digelar di Hotel The Sunan Solo, Rabu (20/1/2016).

Mimy menjelaskan sejak awal program digulirkan, dalam merancang setiap program selalu dilakukan dengan berbasis data. Termasuk yang dilakukan USAID Prioritas dalam program membaca, yang diadakan untuk mengembangkan budaya membaca. Dukungan itu diwujudkan dengan mengembangkan buku bacaan berjenjang khusus untuk siswa kelas awal.

“Penggunaan buku ini lebih efektif membantu siswa untuk meningkatkan kemampuannya membaca. Penggunaan buku ini bukan berdasarkan kelas, tetapi tingkat kemampuan siswa,” terangnya.
Pengembangan buku berjenjang tersebut berdasarkan penilaian kemampuan membaca anak-anak di daerah mitra program, yakni Penilaian Membaca Kelas Awal atau Early Grades Reading Assessment (EGRA). 2014, Usaid Prioritas bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan penilaian EGRA ini untuk skala nasional.

“Dari situlah diketahui permasalahan anak-anak sebenarnya bisa membaca, tapi belum tentu mereka mengerti apa yang mereka baca. Sehingga akhirnya dengan melakukan kerja sama dengan Yayasan Literasi Anak Indonesia, mengembangkan buku berjenjang ini,” papar Mimy.

Direktur Program USAID Prioritas, Stuart Weston, menjelaskan USAID Prioritas juga turut mendukung pemerintah untuk menggalakkan membaca sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) No. 21/2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yakni dengan mengadakan program budaya baca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya