SOLOPOS.COM - Perahu besi hampir karam di Kolam Segaran Sriwedari, Kamis (1/10/2020) siang. (Solopos/Mariyana Ricky PD)

Solopos.com, SOLO -- Perahu besi tampak hampir karam di kolam Taman Segaran Sriwedari, Solo, Kamis (1/10/2020) siang. Perahu yang konon tak sepi penumpang pada era 1970-an itu hanya menyisakan puing.

Tak tampak sisa usaha perbaikan atau upaya mengangkatnya dari dasar kolam. Air berwarna hijau tua menggenangi tiga perempat bagian kapal.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tak jauh dari situ, ada bangunan joglo yang hampir roboh berada antara dua pohon besar. Aroma lapuk dan ngengat kayu tajam menguar. Di pinggir kolam, beberapa orang tampak asyik mengail ikan.

4 Kelurahan Kota Solo Ini Masih Bersih Dari Paparan Covid-19 Loh, Mana Saja?

Ekspedisi Mudik 2024

“Saya dan sejumlah teman lain yang menebar benih ke dalam kolam ini. Ya, kalau sudah besar bisa dipancing sebagai hiburan. Jenisnya macam-macam, ada tombro, nila, lele, bawal, dan sebagainya,” ucap salah seorang pemancing di Kolam Segaran Sriwedari, Solo, Arif, kepada Solopos.com, Kamis.

Warga Kartopuran, Kelurahan Jayengan, Serengan, Solo, itu hampir setiap hari singgah ke kolam itu untuk memancing ikan. “Kadang dapat, kadang enggak. Saya sudah main ke sini sejak 1970-an saat tempat ini belum dikelola restoran pada 1980-an,” jelasnya.

Solo Tambah 13 Kasus Covid-19, Klaster Keluarga Merambah Ke Tetangga, Waspadalah!

Peninggalan PB X

Arif menyayangkan mangkraknya kolam peninggalan Paku Buwono (PB) X. Pada masa jayanya, tempat rekreasi Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat tersebut masih menjadi habitat bagi sejumlah hewan.

Ada gajah, kuda, rusa, dan sebagainya. Setelah itu, seorang pengusaha mengelola kawasan Segaran Sriwedari Solo ini menjadi restoran.

Kolam yang melingkari pulau kecil menjadi hiburan dengan jasa perahu untuk mengelilinginya. Konflik ahli waris Sriwedari RMT Wirjodiningrat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membuat pengusaha itu tak lagi memperpanjang kontrak pengelolaan itu hingga membuatnya mangkrak.

Dalang Kerusuhan Mertodranan Solo Tertangkap, Perannya Menyurvei dan Menghasut Massa

Ia mengisahkan pada bagian tengah Kolam Segaran yang terkenal dengan sebutan gumuk atau punthuk terdapat bangunan bernama kupel. Pada 1970-an, pada sekeliling kolam terdapat patung.

Selain itu, pada salah satu sisi taman Segaran Sriwedari Solo itu juga terdapat sebuah gua yang berfungsi untuk menyimpan gamelan. Namun karena sedimentasi, gua tersebut hilang dan pihak terkait memindahkan alat musiknya ke tempat lain.

“Sumber air Kolam Segaran sebenarnya berasal dari Kleco. Ada saluran bawah permukaan yang mengalirkan airnya ke sini. Nah, karena pengelolaannya mangkrak, kini hanya menampung air hujan,” jelas Arif.

Tumbuhkan Nasionalisme melalui Virtual Amazing Batik Solopos

Wisata Dan Olahraga

Ia berharap Pemkot merestorasi kolam tersebut agar tidak mengkrak, terlebih banyak warga yang memanfaatkannya untuk wisata dan olahraga. Posisinya dekat pusat kota sangat cocok untuk sekadar jogging dan ngadem setelah berkeliling kota.

“Kalau bisa segera ada perbaikan, karena sangat berpotensi menjadi lokasi wisata dan menarik pengunjung,” ucap warga lain, Tego, 40.

Sebelumnya, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan Pemkot berencana menata Kawasan Sriwedari termasuk area taman Segaran.

Mekar Bunga Bungur-Sakura Bikin Balai Kota Solo Serasa Musim Semi Jepang

Selain pembongkaran pagar sekeliling, Pemkot berencana menata area pusat jajan serba ada (pujasera), Tambak Segaran, Grha Wisata Niaga, Gedung Wayang Orang (GWO), Masjid Taman Sriwedari Solo (MTSS), dan lainnya.

“Kawasan tersebut akan menjadi lebih terbuka, sehingga masyarakat lebih tertarik,” katanya, beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya