SOLOPOS.COM - Agus Fatchur Rahman. (Solopos/Moh Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Mantan Bupati Sragen, Agus Fatchur Rahman, mendukung keputusan DPP Partai Golkar yang menjatuhkan pilihan untuk mendukung duet Yuni-Suroto dalam Pilkada Sragen 2020. Padahal, Agus Fatchur Rahman merupakan lawan politik Kusdinar Untung Yuni Sukowati dalam Pilkada Sragen 2011 dan 2015.

Ia menjelaskan sebagai kader Partai Golkar harus patuh dengan keputusan partai. Agus mengaku yakin DPP Partai Golkar memiliki banyak pertimbangan dan variabel.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Mereka menurunkan rekomendasi itu pasti berdasarkan pertimbangan situasi politik di tingkat Sragen, lokal Soloraya, Jawa Tengah dan nasional. Kalau rekomendasi sudah turun, semua kader harus loyal kepada keputusan partai," papar Agus saat berbincang dengan Solopos.com di kediamannya, Senin (3/8/2020).

Hari Ini Dalam Sejarah: 3 Juli 1914, Jerman Nyatakan Perang ke Prancis

Agus mengaku tidak kaget dengan keputusan DPP Partai Golkar yang menjatuhkan pilihan untuk mendukung duet Yuni-Suroto dalam Pilkada Sragen 2020. Dia merasa tidak sakit hati dengan keputusan DPP Partai Golkar tersebut.

Agus Fatchur Rahman yang memilih mengajukan surat permohonan nonaktif sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sragen setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi Kasda Sragen 2003-2011 menyadari dirinya sudah tidak memiliki kebijakan terkait keputusan partai.

"Dalam politik itu tidak ada kaget, hla wong mau dipenjara saja saya tidak kaget. Saya juga tidak menyayangkan keputusan partai. Mereka punya policy sendiri dengan mempertimbangkan kalkulasi politik," ucap Agus yang kini menapaki usia 58 tahun.

Sebagai anggota biasa di Partai Golkar Sragen, dia menyatakan dukungannya terhadap keputusan partai. Dalam hal ini, dia siap mendukung duet Yuni-Suroto untuk memenangi Pilkada 2020.

Warga Kalimantan Utara Paling Disiplin Pakai Helm, Orang Jawa Tengah?

Emoh Jadi Timses

Kendati begitu, Agus Fatchur Rahman emoh menjadi tim sukses duet Yuni-Suroto apa bila mendapat tawaran. Ibarat makan, lanjutnya, ia mengaku sudah kenyang.

"Soal itu [tawaran jadi tim sukses] biar yang lain saja. Politik itu naik turun. Itu hal biasa. Sebagai kader itu sudah diajari disiplin partai. Bagi saya, apapun yang terjadi, orang yang pindah-pindah partai itu adalah kebiasaan yang tidak baik. Kalau saya, pejah gesang nderek Golkar. Saya tidak mau berpaling. Saya merasa bisa berjalan jauh seperti hari ini karena Partai Golkar. Tidak ada istilah sakit hati. Lebih sakit kalau saya terjatuh saat ikut ekspedisi. Sakit karena capainya juga," kelakar bupati Sragen periode 2011-2016 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya