SOLOPOS.COM - Pengelola rumah hidroponik mengecek tanaman di Rumah Hidroponik Tirta Arum Desa/Kecamatan Kalikotes, Sabtu (24/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Memanfaatkan lahan kas desa tak produktif, Desa/Kecamatan Kalikotes mengembangkan rumah hidroponik. Pengelolaan rumah hidroponik itu dilakukan oleh kader PKK serta Posyandu.

Rumah hidroponik bernama Tirta Arum itu berada di samping bangunan tempat pengelolaan sampah reduce, reuse, recycle (TPS 3R) Kalikotes. Luas rumah hidroponik sekitar 15 meter x 15 meter. Selain budi daya sayuran menggunakan hidroponik, di kawasan rumah hidroponik itu ada beberapa pohon buah yang dikembangkan dengan media tanam tanah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa (Kades) Kalikotes, Ponidi, menjelaskan rumah hidroponik menjadi program ketahanan pangan Desa Kalikotes. Rumah tersebut mulai difungsikan untuk budi daya sayuran sejak tiga bulan lalu.

“Kalau bangunan rumah hidroponik sudah ada di tahun anggaran 2021. Lantaran pandemi Covid-19, sempat mandek kemudian tahun ini dianggarkan. Saat ini sudah panen empat kali,” kata Ponidi, Sabtu (24/9/2022).

Ponidi menjelaskan kawasan rumah hidroponik itu dikelola melalui kader PKK dan Posyandu yang saban hari bergantian alias piket merawat tanaman di dalam rumah hidroponik. Jenis sayuran yang selama ini ditanam, yakni kangkung, pakcoy, serta selada.

Baca Juga: Budidakolponik, Budi Daya Ikan & Sayuran ala SMPN 2 Karangnongko Klaten

“Sementara ini panen masih terbatas. Tetapi memang peminat hasil panen banyak. Dari sini jualnya untuk kangkung per kg Rp16.000 dan selada per kg Rp20.000,” jelas dia.

Ponidi menjelaskan pada 2018 ada bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) pembangunan TPS 3R beserta peralatan pendukung. Dari pembangunan itu, ada sisa lahan yang kini dimanfaatkan sebagai rumah hidroponik.

Sebelumnya, lahan yang berlokasi di tepi jurang sungai itu merupakan lahan tak produktif. Kawasan tersebut kerap digunakan pembuangan sampah liar. Kawasannya yang jarang terjamah orang membuat kawasan itu disebut-sebut angker.

“Kemudian ada bantuan dari provinsi dan dimanfaatkan betonisasi jalan serta membuat jembatan menghubungkan dengan perkampungan sehingga sekarang sudah banyak warga yang melintas,” jelas dia.

Baca Juga: PEMBANGUNAN KLATEN : Desa Sidowayah Bakal Punya Pasar Hewan

Ponidi menuturkan program ketahanan pangan sebelumnya sudah dilakukan dengan membagikan polybag berisi tanaman sayuran ke setiap RW. Hanya, cara tersebut dinilai kurang efektif. Alhasil, program ketahanan pangan difokuskan pada program pengembangan rumah hidroponik.

Pengembangan rumah hidroponik tersebut bakal terus dilakukan. Bakal ada pembangunan rumah hidroponik lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai pembibitan.

Selain itu, rumah hidroponik tersebut bakal dijadikan potensi wisata. Apalagi, Desa Kalikotes sudah ditetapkan Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten sebagai salah satu desa wisata rintisan di Klaten. Salah satu potensi wisata yang sudah dikembangkan di Kalikotes, yakni bumi perkemahan.

“Sehingga nanti ada unggulan wisata dari bumi perkemahan dan rumah hidroponik,” jelas dia.

Baca Juga: Air Umbul Manten Klaten untuk Budi Daya Ikan, Hasilnya Mengejutkan

Salah satu kader PKK Kalikotes, Partini, 44, mengatakan masa panen bisa dilakukan saban 15 hari sekali, seperti tanaman pakcoy. Pengelolaan budi daya sayuran dengan sistem hidroponik, Tini mengatakan cukup mudah.

“Sering mengecek nutrisi tanaman dan pembersihan kolam. Sebenarnya mudah. Saya sendiri juga mengembangkan di rumah,” kata Partini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya