SOLOPOS.COM - Sejumlah aktor dan budayawan berpose di depan kantor KPK di Jakarta saat datang untuk memberikan dukungan bagi lembaga pemberantasan korupsi itu, Selasa (9/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Yayus Yuswoprihanto)

Sejumlah aktor dan budayawan berpose di depan kantor KPK di Jakarta saat datang untuk memberikan dukungan bagi lembaga pemberantasan korupsi itu, Selasa (9/10/2012). (JIBI/SOLOPOS/Yayus Yuswoprihanto)

JAKARTA – Seniman dan budayawan Mohammad Sobary mengajak media ikut menjalankan sanksi sosial terhadap koruptor berupa pengucilan dengan tidak lagi menjadikan koruptor sebagai narasumber pemberitaan. “Orang-orang yang sudah korupsi dan memiskinkan rakyat janganlah dijadikan narasumber, masih banyak yang lebih baik,” kata Sobary dalam jumpa pers perwakilan seniman-budayawan yang menyatakan dukungannya terhadap KPK di Gedung KPK Jakarta, Selasa.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sobary melanjutkan, dampak lanjutan dari tidak disediakannya tempat bagi koruptor di media adalah lingkungan yang juga ikut mengucilkan. “Mereka telah menyimpang dan menghancurkan kehidupan kita, jadi mengapa masih diakomodasi dalam kehidupan bersama,” kata mantan Pemimpin Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara tersebut.

Senada dengan Sobary, seniman-budayawan senior Deddy Mizwar juga mengajak media agar memberikan hukuman sosial yang panjang. “Penghukuman bukan hanya secara formal melalui pengadilan, tapi jangan sampai mereka muncul lagi menjadi narasumber,” kata Deddy. Menurut dia, hal tersebut bisa menjadi simbol perlawanan terhadap korupsi dan gerakan budaya antikorupsi.

Mohammad Sobary dan Deddy Mizwar merupakan dua dari sekitar 30 orang seniman-budayawan lain mendatangi Gedung KPK pada Selasa siang dalam rangka menyampaikan dukungan mereka atas peristiwa yang menimpa KPK dalam upaya mereka memerangi korupsi. Menurut mereka, keberadaan KPK selain sangat penting dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi, juga menjadi faktor signifikan guna mengatasi krisis multidimensional yang diakibatkan korupsi dan manipulasi.

KPK juga memiliki peranan dalam menjaga kebudayaan bangsa yang mengutamakan keluhuran budi dan kebaikan dalam tindakan. Perwakilan seniman-budayawan juga mengatakan perilaku korupsi dan manipulasi dalam jabatan maupun harta negara dapat dikategorikan sebagai negasi bahkan pengkhianatan dari cita-cita bangsa dan ideologi negara baik itu berasal dari dalam maupun luar negeri sehingga bersama seluruh elemen kebangsaan kita harus melawan dan memeranginya hingga kapan pun.

Hadir juga dalam kunjungan itu Radhar Panca Dahana, Arswendo Atmowiloto, Jockie Surjoprajogo, Indro “Warkop”, Olivia Zalianty, Slamet Rahardjo, Pong Harjatmo dan Djaduk Feryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya