SOLOPOS.COM - Sapi-sapi dimandikan di salon sapi milik Setiadi di sekitar Pasar Hewan Jelok, Kecamatan Cepogo, Boyolali, Kamis (15/7/2021). (Solopos-Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI—Kesehatan reproduksi sapi di Boyolali dipantau guna mendukung swasembada daging. Sapi yang memiliki masalah dalam sistem reproduksi akan diobati dan dipantau selama tiga pekan ke depan.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Boyolali, Afiany Rifdania, mengatakan tahun ini Boyolali mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat untuk penanganan produksi sapi. “Penanganan sapi tahun ini kami mendapatkan alokasi target untuk penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan pedet [anak sapi]  sebanyak 2.285 dosis dari Kementerian Pertanian,” kata dia, Selasa (28/9/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia mengatakan dalam menjalankan program tersebut, pihaknya menerjunkan enam tim ke lapangan untuk memantau kesehatan sapi. “Kami cek, misalnya sapi yang harusnya bunting tapi tidak bunting, itu kenapa. Sapi yang habis melahirkan dalam waktu tertentu tidak birahi, masalahnya apa. Kami juga menolong jika ada kesulitan dalam melahirkan. Kami coba membantu kelahiran, itu semua sifatnya gratis. Itu penanganan,” jelas dia.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: RAPBD Kabupaten Boyolali 2022 Rp2,27 Triliun

Ketika sapi-sapi yang diperiksa ada masalah, tim akan langsung melakukan penanganan. Dia menyebutkan sejauh ini masalah yang paling banyak ditemukan adalah ovarium sapi yang tidak berkembang normal, dengan begitu sapi sulit berkembang biak.  “Jika ada kasus tersebut, biasanya akan kami beri hormon,” jelas dia.

Menurutnya kasus tersebut sebenarnya dapat diantisipasi dengan memberi asupan pakan yang benar, yakni dengan memenuhi kebutuhan rumput hijau untuk sapi. Sapi yang telah ditangani akan dipantau dalam tiga pekan ke depan.

Baca Juga: Kucing, Hewan Paling Banyak Divaksin Rabies di Wonogiri

 

180.000 Sapi

Jika belum sembuh, sapi akan ditangani lagi hingga dilakukan pemantauan kedua. Menurut Afiany, kegiatan tersebut sudah dimulai sejak 21 September lalu dan berakhir pada 28 September. Selanjutnya dilakukan pemantauan. Kasus yang ditemukan sejauh ini sekitar 30-50 kasus per kegiatan.

“Kegiatan ini untuk mendukung swasembada daging. Tiap tahun target ada pedet lahir sehat. Sasarannya betina produktif, supaya bisa beranak satu tiap tahun setidaknya,” kata dia.

Menurutnya saat ini populasi sapi di Boyolali total sekitar 180.000 ekor. Dia mengatakan jika semua sapj betina di Boyolali bisa beranak setidaknya satu ekor, populasinya akan terus bertambah dan dapat memenuhi kebutuhan daging sapi secara mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya