SOLOPOS.COM - Bus Trans Jateng menunggu datangnya penumpang di Terminal Sumberlawang, Selasa (1/9/2020). (Espos/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sragen, Jawa Tengah berniat menghidupkan kembali angkutan umum yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang. Hal itu sebagai pendukung operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor Terminal Tirtonadi Solo-Terminal Pariwisata Sangiran Sragen-Terminal Sumberlawang Sragen.

Kepala Bidang Angkutan dan Perparkiran Dishub Sragen, Bintoro Setyadi, mengatakan sebenarnya bus yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang pernah beroperasi. Namun, seiring berjalannya waktu perusahaan otobus (PO) yang mengambil trayek itu akhirnya gulung tikar karena sepinya penumpang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah bus Trans Jateng beroperasi, Dishub merasa perlu untuk menghidupkan kembali layanan angkutan umum dengan trayek Sragen-Sumberlawang.

Belum Dihapus, Pertamia Tegaskan Masih Jual Premium di Indonesia

Ekspedisi Mudik 2024

"Nanti akan kami tawarkan kepada pengusaha lokal, pemilik PO. Kami ingin layanan angkutan umum itu terintegrasi dengan Trans Jateng. Selama itu linier dengan program yang sudah ada, maka akan kami upayakan bisa terwujud," ucap Bintoro kepada Solopos.com, Rabu (2/9/2020).

Bintoro menjelaskan pada awalnya bus yang beroperasi di jalur Sragen-Sumberlawang berjenis medium atau lebih dikenal dengan sebutan 3/4, berkapasitas 35 tempat duduk. Walau harus turun grade menjadi bus mini dengan kapasitas 17 tempat duduk, kata Bintoro, hal itu tidak menjadi persoalan.

Selain menawarkan kepada pengusaha lokal, Dishub Sragen juga mendapat penawaran dari Damri. Menurutnya, Damri telah menawarkan angkutan perintis guna mendukung operasional BRT Trans Jateng di wilayah Sragen. Namun, ia belum mengetahui trayek mana saja yang dilirik oleh Damri.

"Prioritas kami itu adalah pengusaha lokal. Biar bagaimanapun, PO lokal sudah berjasa besar dalam membuka trayek. Selama ini mereka sudah kesulitan mencari penumpang. Kalau Trans Jateng bisa beroperasi, ini jadi peluang bagi PO lokal untuk menghidupkan trayek pendukung," papar Bintoro.

Sragen-Gemolong

Dishub Sragen juga berharap bus yang melayani trayek Sragen-Gemolong bisa diremajakan. Pada saat ini, bus yang melayani trayek tersebut rata-rata sudah berusia 25 tahun. Kendati begitu, Bintoro mengakui peremajaan bus itu tergantung kemampuan finansial dari PO lokal.

Hari Ini Dalam Sejarah: 2 September 1666, Kebakaran Besar London Terjadi

"SebenarnyBRT a ada bus bekas Trans Jateng yang masih layak dipakai. Saya berharap teman-teman pengusaha lokal itu bisa membelinya. Walau tidak baru, tapi usia bus itu lebih muda. Namun, saya belum mendapat kabar berikutnya dari mereka," ucap Bintoro.

Lurah Pasar Sumberlawang, Joko Supriyanto, mengakui tidak adanya bus yang melayani trayek Sragen-Sumberlawang mempengaruhi tingkat keramaian pasar. Ia pun menyambut senang dengan akan dihidupkannya trayek Sragen -Sumberlawang demi mendukung BRT Trans Jateng.

"Dulu pernah ada dan pasar lebih ramai. Sekarang tidak ada bus itu. Kalau bus yang melayani trayek itu dihidupkan lagi, itu akan lebih baik. Selain mendukung Trans Jateng, harapannya juga membuat pasar lebih ramai pembeli," papar Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya