SOLOPOS.COM - Suasana berkabung di rumah korban tewas akibat ledakan gas elpigi, Sukimin, 47, di Dusun Cinderejo Lor RT 2 RW 5, Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (23/4/2013). Korban tewas akibat mengalami luka bakar parah hingga 80 persen. (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

Suasana berkabung di rumah korban tewas akibat ledakan gas elpigi, Sukimin, 47, di Dusun Cinderejo Lor RT 2 RW 5, Gilingan, Banjarsari, Solo, Selasa (23/4/2013). Korban tewas akibat mengalami luka bakar parah hingga 80 persen. (JIBI/SOLOPOS/Maulana Surya)

SOLO — Seorang warga Cinderejo Lor RT 002/ RW 005, Gilingan, Banjarsari, Solo, Sukimin, 47, meninggal dunia setelah dirawat dirumah sakit selama hampir sepekan lantaran menderita luka bakar akibat kebocoran elpiji tiga kilogram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Cinderejo Lor tidak menyangka kecelakaan nahas itu bakal merenggut nyawa Sukimin. Pasalnya, menurut Ketua RT 002/ RW 005, Dariman, luka bakar yang dialami Sukimin tidak begitu parah. Hampir 80% bagian tubuh Sukimin mengalami luka bakar, yakni di bagian wajah, punggung serta kedua tangan dan kaki.

“Sebenarnya tidak terlalu parah, yang paling parah bagian kepala, bagian badan tidak terbakar karena tertutup baju. Saya kaget juga, kemarin dia [Sukimin] bahkan masih ngobrol dengan saya di rumah sakit,” urai Dariman kepada wartawan dalam acara layatan yang digelar di rumah korban, Selasa (23/4/2013).

Dariman menuturkan, kejadian nahas itu terjadi sepekan lalu, Rabu (17/4) sekitar pukul 07.00 WIB. Ayah tiga anak yang sehari-hari berjualan mie ayam itu, mendapati tabung gas di dapurnya bocor saat pulang dari pasar. Dia segera melepas regulator dan membawa tabung gas ke kamar mandi untuk menghindari ledakan. Sukimin juga telah mematikan api serta sambungan listrik di rumahnya.

Dia kemudian keluar rumah untuk membantu istrinya, Tri Winarsih, 41, mempersiapkan dagangan. Lantaran berpikir kondisi sudah aman, dia pun masuk ke dalam rumah. Namun, tiba-tiba nyala api dari arah kamar mandi menyambar tubuh Sukimin. Semburan api juga terjadi di dapur hingga ruang tamu rumah korban. Beruntung, putrinya, Tasya, 8, yang saat itu berada di lantai II tidak terkena sambaran api.

“Saat itu korban masih bisa keluar rumah minta tolong tapi tubuhnya telah terbakar. Saya masuk dan langsung mengevakuasi tabung gas dan membawanya ke sungai,” ujar seorang tetangga korban yang juga saksi kejadian, Agus.

Sukimin segera dilarikan ke rumah sakit Brayat Minulya Solo untuk memperoleh pertolongan. Namun, dia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi karena ruang perawatan di Brayat Minulya penuh. Sukimin menjalani perawatan selama enam hari hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Senin (22/4/2013) malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya