SOLOPOS.COM - Salam sikut antara mantan Wapres Jusuf Kalla dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani (Setwapres)

Solopos.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 3,1 persen pada kuartal II/2020 atau April-Juni 2020.

Dia memaparkan pertumbuhan ekonomi minus tersebut dipicu oleh penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota di Indonesia pada kuartal II/2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Dengan pertumbuhan yang sangar berat, ini akan menjadi menantang," tegas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita di YouTube, Selasa (16/6/2020).

Bengkel Sepeda di Solo Terimbas Tren, Order Servis Naik 400 Persen!

Menurut Sri Mulyani, perkiraan pertumbuhan ekonomi minus ini telah dirilis oleh berbagai lembaga ekonomi dan keuangan dunia. Sejumlah lembaga itu memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 antara -3 persen sampai -6 persen.

Namun, dia meyakini ekonomi Indonesia pada kuartal III atau Juli-September 2020 dan kuartal IV/2020 atau Oktober-Desember 2020 akan kembali membaik. Sri Mulyani menambahkan proyeksi ekonomi sepanjang tahun 2020 akan tergantung apakah pertumbuhan ekonomi pada kuartal III bakal lebih baik dari kuartal II/2020.

Bupati Sragen Waspadai Penularan Covid-19 Lewat Transmisi Lokal

Pendapatan Negara Turun 9 Persen

Pertumbuhan ekonomi minus ini salah satunya dipicu kinerja pendapatan negara yang terus mengalami kontraksi alias penurunan. Hal ini sebagai imbas menurunnya aktivitas perekonomian masyarakat akibat pandemi Covid-19.

Data Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi pendapatan negara per Mei 2020 mencapai Rp664,3 triliun. Capaian itu tercatat turun 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penerimaan negara tersebut tercatat mencapai 33,7 persen dari target APBN 2020 senilai Rp1.760,9 triliun.

Penurunan pendapatan negara dipicu oleh penerimaan perpajakan yang hanya Rp444,6 triliun. Angka penerimaan pajak tersebut turun 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Solopos Hari Ini: Soloraya Dilarang Buka Sekolah

"Jadi kinerja penerimaan ini menunjukkan adanya tekanan dari ekonomi sehingga pendapatan negara terkontraksi," kata Sri Mulyani.

Penurunan pendapatan negara ini kemudian berdampak pada capaian kinerja APBN sampai Mei 2020 yang mencetak defisit cukup besar. Data Kementerian Keuangan menunjukkan realisasi defisit telah menembus Rp179,6 triliun atau 1,01 persen dari produk domestik bruto atau PDB.

"Jadi posisi kuartal II [April - Mei] semua sektor mengalami tekanan" ujar dia.

Kupon ORI017 Dipatok 6,4% per Tahun, Menarik untuk Investasi?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya