SOLOPOS.COM - Kera ekor panjang masuk ke pemukiman dan mengambil buah mangga di Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Kamis (29/9/2022). Kera ekor panjang dikeluhkan petani dan warga lantaran merusak tanaman pertanian di Wonogiri. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Warga dan petani di Wonogiri resah dengan serangan hama kera ekor panjang. Kawanan kera ekor panjang itu menjarah lahan pertanian hingga masuk ke pemukiman warga.

Desa-desa di Wonogiri yang wilayahnya berada dekat dengan hutan sering menjadi sasaran hewan dengan nama latin Macaca Fascicularis itu. Kera ekor panjang biasanya datang bergerombol pada pagi atau siang hari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sasaran kera-kera itu lahan pertanian milik warga, seperti jagung, ketela, padi, tanaman buah di pemukiman. Akibatnya, tanaman pertanian itu gagal panen. 

Pantauan Solopos.com di Desa Sendang, Rabu (28/9/2022) siang, kawanan kera ekor panjang itu masuk ke pemukiman warga. Hewan tersebut mengambil berbagai buah-buahan di pohon di pekarangan warga. 

Kepala Desa (Kades) Sendang, Sukamto Priyowiyoto, mengatakan kera ekor panjang sudah lama menjadi hama bagi warga Desa Sendang. Kera ekor panjang menjarah tanaman pangan seperti singkong, jagung, buah-buahan, dan lainnya. 

Baca Juga: Berkat Irigasi Perpipaan, Petani Puhpelem Wonogiri Nikmati Panen Raya Jagung

Jumlah kera ekor panjang itu tak terhitung. Hingga sekarang, sudah ada 12 dusun yang terdampak keberadaan kera ekor panjang itu.

“Itu jelas meresahkan warga, sering kali bikin petani gagal panen. Kera-kera itu senang mengambil tanaman singkong milik petani. Kera ekor panjang juga sering masuk pemukiman cari makanan,” kata Sukamto saat ditemui Solopos.com di Kantor Kepala Desa Sendang, Rabu (28/9/2022).

Salah satu warga Desa Sendang Ijo, Kecamatan Selogiri, Faisal, mengungkapkan hal serupa. Banyak petani yang merasa dirugikan lantaran tanaman mereka dirusak kera ekor panjang. Kera-kera itu sering turun dari hutan jika tanaman pangan sudah mulai masak. 

“Banyak petani yang mengeluhkan itu. Tanaman mereka jadi rusak. Kera-kera itu sulit dikendalikan. Setiap tahun ada terus. Malah semakin banyak,” ujar dia.

Baca Juga: Lakukan Kombinasi Pertanian! Cara Sukses Jadi Petani Ala Ketua KTNA Wonogiri

Salah satu wilayah penghasil sayuran di Wonogiri, Desa Setren, Kecamatan Slogohimo pun turut menjadi sasaran penjarahan kera ekor panjang.

Sekretaris Desa (Sekdes) Setren, Tarso, menyampaikan lahan pertanian sayur di desanya kini seluas 10 ha. Luas itu menyusut dari tahun-tahun sebelumnya lantaran banyak hama kera yang menyerang tanaman hortikultura di sana.

“Banyak kethek [kera] yang merusak lahan-lahan pertanian sayuran. Petani juga bingung bagaimana cara menanggulangi itu. Kera-kera itu pintar. Mengambil sayuran waktu enggak ada orang,” ucap Tarso.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Wonogiri, Bambang Haryanto, membenarkan hal tersebut. Hama monyet ekor panjang itu sudah menyebar di beberapa wilayah di Wonogiri. Kejadian seperti itu sudah berlangsung sejak lama dan tidak mengenal musim.

Baca Juga: Sentra Kopi di Wonogiri Ternyata Ada di 8 Kecamatan, Ini Daftarnya

Dulu, kera ekor panjang masuk ke lahan pertanian dan pemukiman saat kemarau saja. Sekarang, serangan hama kera ke lahan pertanian warga dilakukan, baik di musim kemarau atau penghujan.

BPBD Wonogiri sudah beberapa kali menyurati Balai Konservasi Sumber Daya Alam  (BKSDA) Jawa Tengah terkait penanganan kera ekor panjang tersebut. Namun, BPBD Wonogiri tidak mendapatkan kejelasan jawaban. 

“Jawaban BKSDA mengambang, malah membuat kami bingung. Mereka hanya bilang bahwa kera ekor panjang bukan termasuk hewan yang dilindungi. Itu saja. Padahal yang kami inginkan itu langkah konkret mengendalikan kera-kera itu,” kata Bambang saat ditemui Solopos.com di Kantor BPBD Wonogiri, Kamis (29/9/2022).

Sampai saat ini, sudah ada 14 kecamatan, 52 desa, dan 234 dusun/lingkungan yang telah melaporkan hama kera ekor panjang kepada BPBD Wonogiri. Dia meyakini masih banyak wilayah di Wonogiri yang terkena dampak kera ekor panjang namun belum melaporkan.

Baca Juga: Manusia dan Ternak Berbagi Lewat Secuil Brem Wonogiri

Kerugian akibat penjarahan kera panjang mencapai ratusan juta rupiah. BPBD Wonogiri telah berupaya memitigasi kejadian itu dengan menanam tanaman buah-buahan yang sekaligus mencegah bencana longsor di kawasan hutan. Hal itu agar kera hanya memakan hasil buah yang ada di kawasan hutan. 

Hanya, upaya itu merupakan upaya jangka panjang. Sementara, perkembangbiakan kera relatif cepat sehingga upaya tersebut belum dapat menanggulangi kera tersebut. 

“Jujur saja, kami juga bingung bagaimana cara menangani itu. Di beberapa tempat, petani sampai bawa anjing untuk menjaga tanamannya. Saya pernah melihatnya langsung,” ujar dia.



Menurut Bambang, kera-kera itu menjadi hama bagi warga lantaran persediaan makanan di habitat aslinya sudah berkurang atau bahkan sudah tidak ada.

Baca Juga: 1.000 Cup Kopi Dibagikan Gratis di Festival Kopi dan Batik Wonogiri

“Makanya kera-kera itu nekat mencari makan dengan turun ke lahan pertanahan dan pemukiman warga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya