SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI-Saluran irigasi pertanian di Desa Cenden, Kecamatan Sambi, Boyolali, dimanfaatkan warga desa sekitar untuk mencuci pakaian. Akibatnya, limbah sabun, mengalir hingga ke area persawahan. Dalam jangka panjang, limbah ini dapat berdampak pada penurunan kultur tanah, waktu pemeliharaan tanaman, serta menurunkan kualitas tanaman.

Pantauan wartawan Solopos.com, Nadia Lutfiana Mawarni, Selasa (4/12/2018) di Dukuh Kiringan, Cenden, tampak dua perempuam mencuci pakaian kotor langsung di saluran irigasi pertanian. Mereka membawa setumpuk pakaian kotor yang jumlahnya mencapai puluhan, kemudian mencucinya dengan menggunakan sabun. Sabun tersebut dibilas menggunakan air dari saluran. Akibatnya, limbah bekas detergen ikut mengalir hingga ke area persawahan. Saluran irigasi di Cenden langsung terhubung ke Waduk Cengklilk. Cenden juga menjadi salah satu dari 19 desa yang menjadi daerah irigasi (DI) Waduk Cengklik.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu warga Cenden, Murni, 32, mengaku kerap mencuci pakaiannya di saluran irigasi pertanian desa. Alasannya, mencuci di saluran bisa menghemat pengeluaran air bersih. “Apalagi jika bertemu para tetangga, pasti mencuci jadi menyenangkan,” ungkap dia.

Murni menambahkan selama ini tidak ada larangan mencuci pakaian di saluran. Dia juga tidak tahu dampak limbah sabun terhadap tanaman pertanian. Oleh sebab itu, dirinya, juga perempuan lain tidak merasa bersalah ketika mencuci di saluran air.

Lagipula, imbuh Murni, banyak warga desa melakukan hal serupa. Di akhir pekan saluran kerap penuh dengan aktivitas mencuci yang dilakukan oleh para perempuan. “Selama ini tidak ada keluhan dari para petani, lagipula tidak ada larangannya,” imbuh dia.

Menanggapi hal ini, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A) Tri Mandiri Waduk Cengklik, Samidi, mengatakan detergen bisa dikategorikan sebagai salah satu limbah rumah tangga. Hal ini tak ubahnya sampah plastik, limbah tahu, atau ampas makanan yang dibuang ke sungai. “Itu seperti membuang sampah ke sungai,” imbuh dia.meski belum disadari sepenuhnya, kebiasaan ini lama kelamaan dapat membuat kualitas air untuk pertanian menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya