SOLOPOS.COM - Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di area Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. (M. Aris Munandar)

Solopos.com, SOLO — Ribuan pekerja di bidang transportasi terkena dampak buruk wabah virus corona (Covid-19) Ribuan pekerja transportasi itu mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bukan hanya karena wabah virus corona, penyedia jasa transportasi kini sepi rezeki karena adanya larangan mudik dari pemerintah.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengutip data Direktorat Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, saat ini terdaftar 346 perusahaan bus antar kota antar provinsi (AKAP), 56 angkutan travel atau antar jemput antar provinsi (AJAP) dan 1.112 perusahaan bus pariwisata.

"Data produksi sektor transportasi yang dikumpulkan Kementerian Perhubungan, menunjukkan di masa pandemi Covid-19 selama Februari-Maret 2020 mengalami penurunan untuk semua moda transportasi umum. Untuk angkutan jalan, data dari terminal penumpang bus seluruh Indonesia ada penurunan keberangkatan sebesar 17,24 persen dan kedatangan 22,04 persen," sebut Djoko seperti dikutip Detik.com.

Pada Maret 2020 setelah kasus Covid-19 pertama muncul di Indonesia, terjadi penurunan bus pada terminal di seluruh Indonesia sebesar 246.785 unit bus atau turun 18,35% dibandingkan Februari. Jumlah penumpang bus pada Maret 2020 turun 19,57% dibanding Februari.

Hal itu memicu PHK kepada para pekerja di bidang transportasi. Angka pekerja yang di-PHK mencapai ribuan.

"Jumlah pengemudi dan asisten pengemudi bus pariwisata sebanyak 2.428 orang. Sedangkan tenaga kerja sebagai pengemudi, kapten dan asisten kapten bus antar kota antar provinsi (AKAP) 3.900 orang. Keseluruhan ada 6.328 tenaga kerja pekerja transportasi umum [bus AKAP dan bus Pariwisata] yang di-PHK sejak wabah Covid-19 diumumkan di Indonesia," sebut Djoko.

Butuh Stimulus

Djoko mengatakan sektor transportasi membutuhkan bantuan dari pemerintah agar bisa bangkit di tengah tengah wabah virus corona. Selain memberikan stimulus untuk pengusaha transportasi umum, menurut Djoko, perlu juga bantuan untuk mempekerjakan SDM di bidang transportasi yang terkena dampak.

"Untuk mengirim sembako bagi warga tidak mampu, pemerintah tidak hanya kerja sama dengan PT Pos Indonesia dan perusahaan aplikasi transportasi. Ajaklah juga Organda untuk mengirim sembako itu, supaya perusahaan transportasi umum tidak makin terpuruk. Di samping itu, para pekerja transportasi perusahaan transportasi umum anggota Organda dapat dilibatkan sebagai relawan untuk membagikan sembako ke sejumlah warga yang memerlukan," saran Djoko.

Selain berimbas pada PHK pekerja transportasi, imbas dari penghentian operasional bus itu juga memukul rumah makan yang sering disinggahi bus.

Menurut Djoko, mobilitas bus yang terhenti juga berpengaruh pada sejumlah rumah makan yang tutup. Bus-bus yang tidak singgah sementara waktu di rumah makan turut menambah pekerjanya yang menganggur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya