SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergaulan bebas (m.tribunnews.com)

Festival Musik di Swedia diwarnai insiden pelecehan terhadap sejumlah perempuan.

Solopos.com, SOLO – Festival Musik Stockholm di Swedia diwarnai insiden pelecehan seksual. Dalam kurun waktu empat hari terakhir, polisi menerima sedikitnya 22 laporan serupa. Berdasarkan laporan Express, Sabtu (20/8/2016), pelecehan seksual itu terjadi sejak festival musik We Are Stockholm dibuka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sedikitnya tujuh keluhan diproses polisi setempat pada hari pertama. Kemudian pada Kamis 18 Agustus, 15 laporan lainnya masuk ke meja petugas. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah.

Menurut penuturan sebagian besar korban, mereka merasa diraba-raba selama konser. Namun, tidak mengetahui siapa yang melakukannya.

“Patut diakui memang sulit untuk mencari pelakunya karena ada terlalu banyak orang di satu kawasan yang sedemikian kecil. Banyak [perempuan] mengatakan, mereka telah dilecehkan, tetapi tidak tahu siapa pelakunya,” ujar seorang polisi bernama Mats Eriksson seperti dlansir okezone.

Dikabarkan, Kepolisian Stockholm sebenarnya sudah berhasil menangkap sebagian besar pelaku, tapi menolak mengungkapkan identitasnya, apalagi kewarganegaraan yang bersangkutan.

Petugas hanya memberikan sedikit petunjuk bahwa pelakunya rata-rata adalah orang yang sama.

Insiden ini sedikit-banyak menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengunjung festival. Pasalnya pada tahun lalu ada seorang anak perempuan berumur 12 tahun yang diperkosa imigran muda asal Afghanistan saat mengikuti festival musik yang sama. Akan tetapi, polisi terkesan menutup-nutupi kasus yang baru terungkap ke publik pada Januari 2016.

Kabar ini juga seolah membuktikan ejekan Turki di bandara internasionalnya. Sebagaimana diberitakan, ada sebuah iklan berjalan di Bandara Turki yang memperingatkan mengenai tingginya angka pemerkosaan di Swedia.

Iklan tersebut disinyalir merupakan serangan balasan dari Turki atas kritik yang disampaikan Menteri Luar Negeri Swedia Margot Wallstrom beberapa waktu lalu melalui akun Twitter-nya. Wallstrom menyebut negara Eurasia itu telah melegalkan hubungan seksual dengan anak-anak, setelah Mahkamah Konstitusi Turki memutuskan usia minimal pernikahan menjadi 15 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya