SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi uang (JIBI/Bisnis Indonesia)

Harianjogja.com, BANTUL- Puluhan Pekerja Seks Komersial (PSK) di kawasan Pantai Parangkusumo terjerat utang ke rentenir.

Lastri (bukan nama sebenarnya), 30, salah satu  pemandu karaoke di Parangkusumo terpaksa kehilangan pekerjaannya setelah belasan tempat karaoke di wilayah Parangkusumo, tempatnya bekerja, disegel oleh Satpol PP, bebebrapa waktu lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kini ia terpaksa kembali bekerja sebagai PSK, profesi yang ia geluti sebelum menjadi pemandu karaoke. Pasalnya kata dia, ia harus melunasi utang-utangnya yang ia pinjam ke rentenir selain harus tetap mengirim uang untuk dua anak dan ke dua orang tuanya di Jepara, Jawa Tengah.

Perempuan berambut lurus itu mengisahkan bagaimana ia terjerat pinjaman rentenir alias bank plecit yang memasang bunga tinggi. “Beberapa waktu lalu orang tua saya kena katarak harus operasi, enggak ada uang terpaksa saya pinjam uang,” kisah Lastri saat ditemui di Parangkusumo, Sabtu (24/11/2013).

Ia meminjam uang sebesar Rp1 juta. Tiap bulan ia harus membayar bunga sebesar Rp200.000 atau sekitar 20%, belum termasuk pengembalian utang pokok.

Evi, 29, PSK lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Satu bulan lalu, ia meminjam uang senilai Rp2,5 juta ke rentenir dengan bunga 20%. Saat menjadi pemandu karaoke, ia berharap dapat lancar melunasi utangnya.

“Kalau seperti ini saya juga sekarang jadi PSK lagi, mau kerja apa. Di sini ini hampir semua minjamnya ke rentenir itu,” kata perempuan asal Ngawi, Jawa Timur tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya