SOLOPOS.COM - Ilustrasi persebaran virus corona pemicu Covid-19 di udara. (Bisnis)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 Sukoharjo dari klaster perjalanan hajatan pernikahan ke Temanggung, Jawa Tengah, terus bertambah sejak munculnya klaster tersebut sepekan lalu.

Kini, totalnya jumlah warga Sukoharjo yang positif Covid-19 dari klaster tersebut telah mencapai 27 orang. Ada penambahan 12 orang dalam kurun waktu sepekan tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo kian agresif melacak kontak erat pasien positif dengan uji swab atau pun rapid test. Hal ini sebagai langkah menyetop penularan Covid-19.

Belum Ada Standardisasi Penilaian, Disdikbud Sukoharjo Khawatirkan Kualitas Pendidikan Daring

Ekspedisi Mudik 2024

Klaster perjalanan pernikahan ke Temanggung ini muncul pada pekan lalu saat ada warga Desa Jetis, Kecamatan Baki, Sukoharjo, yang terkonfirmasi positif Covid-19. Orang tersebut memiliki riwayat perjalanan menghadiri pernikahan ke Temanggung.

Gugus tugas kemudian melacak kontak erat warga Jetis tersebut dan mendapati ada 14 orang yang positif corona. Dugaannya, warga Jetis tersebut tertular tamu undangan hajatan pernikahan yang positif Covid-19.

Sampai rumah, warga Jetis itu tanpa sengaja menulari anggota keluarga lainnya. Kini, jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 dari klaster perjalanan warga Jetis, Sukoharjo, menghadiri hajatan warga Temanggung itu mencapai 27 orang.

Minuman “Sate Buntel” Dari Bunga Telang Disebut Bisa Tangkal Covid-19, Begini Cara Membuatnya

Sementara itu, hingga Rabu (18/11/2020), jumlah warga Sukoharjo yang telah menjalani tes cepat atau rapid test sebanyak 10.981 orang. Sedangkan jumlah spesimen swab yang telah diperiksa sebanyak 12.721 spesimen.

Pelacakan Kontak

Gugus tugas agresif melakukan upaya deteksi dini penularan Covid-19 untuk mengendalikan sebaran virus. Konsistensi pelacakan kontak erat pasien positif juga menjadi salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Kontak erat lini pertama pasien positif bakal menjalani uji swab untuk memastikan apakah terpapar Covid-19 atau tidak. Sementara kontak erat lini kedua dan ketiga menjalani rapid test. Apabila hasilnya reaktif harus menjalani uji swab,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, kepada Solopos.com, Rabu.

Surat Suara Pilkada Selesai Cetak, Tiba di KPU Wonogiri Pekan Ini

Yunia menyebut agresivitas pelacakan kontak erat pasien positif berimplikasi pada peningkatan kasus Covid-19 termasuk dari klaster perjalanan warga Sukoharjo menghadiri hajatan ke Temanggung.

Saat ini, kumulatif jumlah kasus konfirmasi positif corona Sukoharjo per 18 November telah menembus 1.399 orang. Dari jumlah 243 menjalani isolasi mandiri, satu orang isolasi di rumah sehat, 94 orang rawat inap, 991 sembuh atau selesai isolasi mandiri, dan 70 orang meninggal.

Selain klaster perjalanan menghadiri hajatan ke Temanggung, ada beberapa klaster penularan Covid-19 lainnya di Sukoharjo yang tergolong lama namun masih aktif. “Klaster lama lainnya jemaat gereja Kecamatan Bulu bertambah tiga orang menjadi sembilan orang,” ujarnya.

Debat Putaran I Pilkada Klaten: Disiarkan TVRI, Tim Kampanye Paslon Dibatasi Maksimal 4 Orang

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) itu menyampaikan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi setiap hari salah satunya akibat mobilitas penduduk dan kurang kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan. Klaster keluarga bermunculan hampir di setiap desa.

Partisipasi Masyarakat

Lokasi rumah pasien positif dengan pasien positif lainnya hanya berjarak beberapa kilometer. Banyak masyarakat yang melakukan perjalanan keluar daerah dan mengabaikan protokol kesehatan. Saat kembali ke rumah dan bertemu anggota keluarga terjadi transmisi penularan virus yang sangat masif.

Klaster penularan Covid-19 dari warga Sukoharjo yang melakukan perjalanan menghadiri hajatan pernikahan ke Temanggung merupakan contoh nyata dari hal tersebut.

Ini Penjelasan BPPTKG Soal Suara Gemuruh yang Didengar Warga Merapi

“Kondisi ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat terutama saat beraktivitas luar rumah. Masyarakat tak boleh abai memakai masker dan sering mencuci tangan dengan sabun,” ujarnya.

Yunia meminta partisipasi masyarakat dalam pengendalian Covid-19 dalam lingkungannya masing-masing. Masyarakat harus terlibat dalam berbagai upaya untuk menahan laju persebaran pandemi Covid-19.

Merapi Semakin Aktif, Terjadi 6 Kali Guguran Dalam 12 Jam

Ketua Joho Peduli, Rachmat Isnaini, mengatakan komunitas masyarakat masih bertahan melakukan aksi sosial dengan menyalurkan bantuan cairan disinfektan kepada masyarakat lain yang membutuhkan di tengah gerusan pandemi Covid-19.



Para sukarelawan rela menyumbang tenaga untuk menyemprot disinfektan di rumah-rumah penduduk atau jalan perkampungan daerah lain. Mereka juga berinisiatif melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan saat ada masyarakat yang menggelar hajatan pernikahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya