SOLOPOS.COM - Ilustrasi kantong darah PMI. (Bisnis.com)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Palang Merah Indonesia atau PMI Sukoharjo kesulitan mencari pendonor darah selama pelaksanaan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Kondisi berimbas pada berkurangnya jumlah stok darah hingga 40 persen.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Masyarakat Unit Donor Darah (UDD) PMI Sukoharjo, Musrifah, mengatakan kesulitan mengumpulkan darah sejak awal pandemi Covid-19 pada akhir Maret 2020.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kala itu, sejumlah agenda penyumbangan darah secara mobile oleh instansi pemerintah, swasta, dan komunitas masyarakat terpaksa batal guna mencegah penularan Covid-19.

Sempat Tutup Karena Nakes Positif Corona, 2 Puskesmas Karanganyar Ini Kembali Buka

“Sekarang tambah pembatasan kegiatan masyarakat selama dua pekan. Kami makin kesulitan mengumpulkan darah dari para pendonor saat pembatasan kegiatan masyarakat,” katanya kepada Solopos.com, Senin (18/1/2021).

Menurut Murfiah, sebelum pandemi Covid-19, PMI Sukoharjo rata-rata mampu mengumpulkan 1.000-1.250 kantong/bulan dari pendonor. Sekarang, jumlah yang dikumpulkan merosot drastis, paling banyak 800 kantong/bulan.

Saat ini, stok darah menipis lantaran minimnya minat masyarakat yang menyumbangkan darahnya. Padahal, tak sedikit pasien rumah sakit membutuhkan pasokan darah dari PMI Sukoharjo.

Gerebek Panti Pijat, Spa, dan Karaoke Bandel, Satpol PP Sukoharjo: Ada Yang Remang-Remang...

Berimbas Pada Tindakan Medis RS

Misalnya, pasien thalasemia, demam berdarah dengue (DBD), dan penanganan tindakan operasi di rumah sakit. “Minimnya stok darah juga berimbas pada aktivitas dan tindakan medis rumah sakit. Para pasien penyakit tertentu butuh darah,” ujarnya.

Guna mengantisipasi minimnya stok darah, PMI Sukoharjo gencar melakukan pengumpulan darah dengan sistem jemput bola kepada pendonor. Para petugas menggandeng karang taruna setiap desa/kelurahan untuk melaksanakan penyumbangan darah massal.

Selain itu, PMI Sukoharjo berkoordinasi dengan PMI se-Soloraya apabila kekurangan stok darah. “Misalnya, stok darah PMI Karanganyar atau PMI Solo aman, kami langsung meminta kiriman darah dari sana,” papar Murfiah.

Tambah Terus, Positif Covid-19 Solo Hampir 7.000 Kasus, 331 Orang Meninggal

Kepala Markas PMI Sukoharjo, Ismoyo Sidik, menyatakan sebagian besar kantong darah setiap bulan dikirim ke empat rumah sakit yang telah mempunyai bank darah. Keempat rumah sakit itu yakni RSUD Ir Soekarno Sukoharjo, RS dr Oen Solobaru, RS Ortopedi dr Soeharso, dan RS Indriati, Solo Baru.

Ismoyo berharap agar masyarakat yang rutin menyumbangkan darah kembali melakukan hal serupa di Markas PMI Sukoharjo. "Kegiatan penyumbangan darah menerapkan protokoler kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Tidak boleh ada kerumunan dan wajib memakai masker," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya