SOLOPOS.COM - Penjaga Tempat Permandian Air Panas Dusun Cumpleng, Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Joyo Pawiro, 65, menunjukkan kolam berendam di objek wisata setempat, Jumat (18/10/2013). (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

 Penjaga Tempat Permandian Air Panas Dusun Cumpleng, Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Joyo Pawiro, 65, menunjukkan kolam berendam di objek wisata setempat, Jumat (18/10/2013). (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)


Penjaga Tempat Permandian Air Panas Dusun Cumpleng, Desa Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Joyo Pawiro, 65, menunjukkan kolam berendam di objek wisata setempat, Jumat (18/10/2013). (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Tempat pemandian air panas di Dusun Cumpleng, Desa Plumbon,Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, kian terlantar. Bahkan, lokasi wisata alam yang pernah berjaya pada masa pemerintahan mantan Presiden Soeharto itu tak lagi dijamah pengunjung selama beberapa waktu terakhir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Jumat (18/10/2013), tak ada satu pun pengunjung yang menyambangi permandian air panas Cumpleng. Loket penjualan tiket yang ada di pintu masuk tempat wisata bahkan tertutup rapat. Beberapa petak kamar mandi yang disiapkan bagi wisatawan untuk berendam air hangat juga tampak terkunci.

Di samping kolam berendam, tertempel sebuah prasasti tentang proyek Peningkatan dan Penataan Sarana dan Prasarana Daya Tarik Wisata Pemandian Air Hangat Cumpleng yang memakan anggaran senilai Rp305.580.000 dari APBD Kabupaten dan Provinsi Tahun 2012.  Sementara, dua buah kolam berendam itu justru tampak telah lusuh dan kering. Air yang mengucur dari pancuran di dekat kolam pemandian bahkan tak lagi terasa hangat.

Salah seorang warga setempat yang diberi wewenang untuk mengurus permandian itu, Joyo Pawiro, 65, mengungkapkan objek wisata itu telah lama tak mendapat perhatian dari pemerintah. Terakhir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar melakukan pembenahan dengan membangun pagar di sekeliling permandian air panas Cumpleng.

“Dulu, pagarnya rusak semua karena dimakan usia, itu baru saja dibenahi. Kolam dan kamar mandi juga baru dibangun, tapi ya enggak terawat,” terangnya dia dalam Bahasa Jawa saat berbincang dengan Solopos.com.

Selain bertanggung jawab membersihkan obyek wisata itu, Joyo juga diberi wewenang untuk menarik retribusi secara sukarela dari pengunjung yang datang. Pasalnya, Pemkab belum mengeluarkan karcis retribusi resmi.

Joko menuturkan tempat permandian itu mulai meredup semenjak Soeharto lengser dari tampuk kekuasaan. Bergulirnya pemerintahan dari rezim Orde Baru ke Reformasi membawa dampak cukup besar bagi obyek wisata itu. “Sejak saat itu, semakin sepi, enggak ada wisatawan. Konflik politik membuat tempat ini tidak lagi mendapat perhatian,” ujarnya.

Menurutnya, air yang mengucur di pancuran tak lagi terasa hangat karena terjadi kesalahan pembangunan yang dilakukan pihak kontraktor beberapa tahun lalu. “Kalau yang di umbul [mata air] masih panas sekali, tapi sampai di pancuran kok sudah enggak panas. Sepertinya sudah tercampur dengan air dingin saat disalurkan lewat pipa,” urainya.

Salah seorang warga setempat, Jumiyo, 53, mengaku sangat prihatin terhadap kondisi permandian air panas Cumpleng. Dia menilai pemerintah tidak serius mengelola potensi wisata yang ada di kaki Gunung Lawu itu. “Sekarang airnya saja justru jadi enggak hangat, bukan salah warga, tapi salahnya yang membangun. Kan sayang sekali kalau potensi wisata seperti ini justru mangkrak,” ujarnya.

Dia berharap pemerintah bisa lebih serius mengelola tempat pemandian air panas itu sehingga berjaya seperti sedia kala. Dengan demikian, objek wisata itu juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi warga sekitar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya