SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Spoor di Jl. Pahlawan Kota Madiun, Selasa (6/3/2018). (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Sejumlah pedagang Pasar Spoor Kota Madiun mengeluh sepinya pembeli.

Madiunpos.com, MADIUN — Pedagang Pasar Spoor, Kota Madiun, mengeluh lantaran kondisi pasar yang berada di Jl. Pahlawan Kota Madiun tersebut sepi. Saat ini omzet pedagang pasar itu pun turun drastis dibandingkan sebelum pasar direnovasi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Seorang pedagang yang menempati los C10 di Pasar Spoor Madiun, Putut Iswahyudi, 35, mengatakan Pasar Spoor direnovasi dan telah diresmikan pada Januari 2017. Namun, setelah diresmikan justru kondisi pasar semakin sepi.

“Dulu saat sebelum dibangun malah ramai. Bahkan sampai malam pun ramai. Tapi sekarang justru sepi,” kata dia, Selasa (6/3/2018).

Putut menganggap desain bangunan pasar yang menjadi salah satu sepinya pembeli. Ini menyebabkan pembeli tidak bisa langsung melihat lapak pedagang yang berada di belakang ruko di depannya.

“Kalau menurut saya pembangunannya yang salah. Ini pembeli tidak bisa melihat langsung, berbeda dengan pasar yang dulu,” jelas dia. (baca: Anak-Anak TK Antusias Mengenal Kereta Api Bikinan PT Inka Madiun)

Pedagang Pasar Spoor lainnya, Dwi Sumarni, 40, mengatakan penghasilannya menurun lebih dari 50% sejak pasar tersebut direnovasi. Dulu sehari bisa mendapatkan Rp300.000, tapi sekarang hanya sekitar Rp100.000.

“Saya sudah berjualan di Pasar Spoor sejak 2005. Baru setelah ada renovasi ini, pendapatan saya menurun,” ujar dia.

Dwi menuturkan meski tampak lebih bersih, namun pasar dibuat bersekat sehingga antarpedagang tidak terlihat. Saluran air yang ada di pasar juga tereksan dibuat asal-asalan karena saat hujan air menggenang dan tidak dapat mengalir ke saluran pembuangan dengan lancar.

“Saluran pembuangan air dari atap juga tidak ada. Jadi kalau hujan terjadi genangan,” kata dia.

Pedagang lainnya, Said Muslim, 47, menyampaikan sebelum Pasar Spoor direnovasi dirinya mampu memperoleh pendapatan hingga Rp500.000 per hari. Setelah pasar direnovasi untuk mendapatkan Rp100.000 pun susah.

“Masalahnya ada sekat-sekat temboknya. Jadi pembeli tidak bisa langsung melihat apa saja yang ada di dalam,” jelas dia.

Pasar Spoor yang dibangun tahun 2016 oleh Diskopperidagpar Kota Madiun dengan menelan anggaran senilai Rp1,59 miliar. Jumlah kios dan los di Pasar Spoor sebanyak 16 kios dan 26 los.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya